BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Jajaran Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel dipimpin Kasubdit, AKBP Bagus Suryo Wibowo,SIK,MH berhasil menggagalkan upaya penyelundupan sebanyak 88,2 ton batubara ilegal.
Batubara yang berasal dari tambang rakyat di Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim ini rencananya akan dibawa ke stockpile (tempat penampunhan batubara) di Cilegon, Banten dan Cakung Jakarta Timur.
Tiga sopir truk yang membawa batubara ilegal diamankan saat melintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Kota Baturaja, OKU dini hari kemarin (17/3).
Puluhan ton batubara ilegal ini dibawa dengan menggunakan truk Colt Diesel warna orange dari Tanjung Agung. Setibanya di lapangan Siba di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung, batubara itu dipindahkan ke truk milik pelaku.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Sumsel, Kombes Bagoes Suropratomo Oktobrianto,SIK melalui Kasubdit AKBP Bagus Suryo Wibowo,SIK,MH menyebut keterangan sopir bahwa batubara yang dibawanya tersebut diperoleh dan dimuat dengan cara memindahkan muatan dari kendaraan lain.
BACA JUGA:Pengiriman Batubara Kembali Normal
“Mereka memindahkan muatan batubara ilegal ini dari sebuah truck Colt Diesel orange ke truck milik pelaku dilapangan Siba (lapangan parkir kendaraan truk ekspedisi SIBA) didesa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim,” ucap Bagus.
Rencana, apabila lolos puluhan ton batubara ilegal ini akan dibawa ke stockpile yang berada didaerah Cakung Timur Jakarta.
RS juga mengaku tidak mengetahui siapa pemilik barang dan juga siapa penerimanya, hanya diarahkan oleh RN untuk mengambil muatan (batubara) dan mengantarnya ke Jakarta dengan upah Rp.430.000 per ton.
Setelah itu, tim melakukan pemeriksaan terhadap sebuah kendaraan truk hino plat nopol BE 8531 OU bermuatan 30 ton batubara yang dibawa sopir JR. Didapati, dokumen yang sama dengan kendaraan pertama, yakni surat jalan ‘MANTAP 88 Logistics Express’ dan dimuat dari stockpile BSD Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim untuk tujuan ke Stockpile yang berada di Cilegon Banten.
“Yang kedua ini, sopir JR mengaku mengambil muatan dari stockpile BSD atas suruhan NN, untuk dibawa ke ke Stockpile yang berada di Cilegon dengan upah Rp 6 juta tiap ritase,” terangnya.
Tak lama berselang, tim kembali melakukan pemeriksaan terhadap sebuah kendaraan truk hino plat nopol B 9267 BIT bermuatan 30 ton batubara.
BACA JUGA:Peran Batubara Signifikan Hingga 2060, Cadangannya 35 Miliar Ton
BACA JUGA:5 Raja Tambang Batubara di Indonesia yang Kekayaannya Melebihi Anggaran Negara, Siapa Saja?