SUMATERAEKSPRES.ID - Jika mengalami sakit perut dan kemudian diare, pasti kita akan langsung mengingat apa peyebab diare tersebut. Lalu mengngat makanan apa yang kita makan terakhir kali pada hari sebelumnya. Lalu mempertanyakan kondisi makanan, apakah bersih atau kotor.
Keracunan makanan mungkin termasuk penyakit yang pertama kali terlintas di pikiran Anda. Tapi, sakit perut dan diare bukan cuma ciri keracunan makanan. Sakit perut dan diare bisa menjadi awal gejala muntaber atau gastroenteritis.
Keracunan makanan adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh makanan dan minuman yang mengandung bakteri, parasit, virus, atau zat berbahaya. Penyebab keracunan makan paling umum disebabkan toksin staphylococcus aureus.
Kebanyakan keracunan makanan adalah kasus akut. Artinya kondisi ini hanya berlangsung sementara, dapat sembuh sendiri, dan jarang menyebabkan komplikasi. Ciri dari keracunan makanan hampir sama dengan infeksi saluran pencernaan lainnya, seperti sakit perut, muntah, dan diare.
Sementara muntaber atau biasa disebut gastroentritis adalah infeksi norovirus yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan. Muntaber selalu disebabkan oleh virus bukan bakteria atau parasit. Gejala dari gastroenteritis antara lain: diare berair, muntah, pusing, demam, dan mengigil.
Biasanya gejala akan muncul 12-48 jam setelah terkena virus penyebab dan berlangsung 1-3 hari, tetapi beberapa ada yang dapat bertahan hingga seminggu. Hilangnya banyak cairan melalui diare dan muntah dapat mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh, sehingga dapat berpotensi mengancam jiwa.
Gejala muntaber dan ciri keracunan makanan hampir sama. Kedua gangguan pencernaan ini sama-sama dapat menyebabkan muntah, diare, sakit perut, kembung, kelelahan, dan mungkin demam.
BACA JUGA:Anda Alami DIare, Konsumsi 5 Jenis Buah ini Bisa Cegah Dehidrasi
BACA JUGA:Anda Keracunan Makanan Kedaluarsa, Ini yang Harus Dilakukan
Menurut Dr. Michael Rice, dokter ahli pencernaan, cara untuk membedakan apakah terkena keracunan makanan atau gastroenteritis adalah dengan melihat kegiatan yang dilakukan sebelum terkena penyakit. ''Gejala yang disebabkan oleh keracunan makanan berlangsung selama beberapa jam setelah makan”, kata Dr. Rice.
Jika Anda makan atau minum dan orang yang mengkonsumsi tersebut juga mempunyai gejala yang sama atau ragu terhadap kualitasnya, mungkin Anda terkena keracunan makanan. Tapi jika Anda adalah satu-satunya yang menjadi sakit setelah mengonsumsi makanan tertentu, di sepanjang perjalanan Anda terkena bersin orang lain, atau memegang gagang pintu yang terkontaminasi mungkin Anda terkena muntaber.
BACA JUGA:Peserta Pelatihan Sensus Diduga Keracunan Makanan
BACA JUGA:Kamu Terkena Diare dan Ingin Cepat Sembuh? Berikut Ini Adalah 7 Cara Menghentikan Diare Tanpa Obat
Awasi juga tanda dehidrasi seperti jumlah urin yang berkurang atau warnanya menjadi pekat dan merasa pusing. Jika kondisi Anda tidak membaik setelah lebih dari dua hari, demam tidak turun, tampak lendir dalam feses, muncul sensasi baal atau kesemutan, dan tanda-tanda dehidrasi, segera ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Untuk terapi, keduanya biasanya diberikan diet modifikasi yaitu dengan diet BRAT yang terdiri dari roti,nasi, applesauce, dan roti panggang. Alternatif dari diet BRAT adalah dengan biskuit asin.
Tujuan dari diet ini adalah untuk mengganti kalori dan elektrolit yang hilang. Selain itu, hindari kafein dan alkohol untuk tidak semakin mengiritasi dinding dalam saluran pencernaan.