Petani Wajib Tahu, Ini 6 Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Kubis dan Cara Pencegahannya
--
SUMATERAEKSPRES.ID - Kubis merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat penting di Indonesia. Karena permintaannya cukup tinggi di pasaran. Tanaman ini sering dibudidayakan di dataran tinggi, menengah, hingga dataran rendah.
Namun, tanaman kubis juga memiliki kelemahan, yakni rentan terhadap serangan berbagai jenis penyakit. Kondisi lingkungan seperti iklim, cuaca, dan kelembapan, terutama pada musim hujan, dapat memperburuk situasi ini, sehingga produksi dan kualitas kubis sering menurun.
Beberapa penyakit bahkan dapat mengakibatkan gagal panen, merugikan para petani secara signifikan. Dilansir dari tani untung ada 6 penyakit yang menyerang kubis. Keenam penyakit utama ini perlu diwaspadai oleh para petani agar produksi tetap optimal.
BACA JUGA:Sayur Kubis Merah Ternyata Kekuatan Tersembunyi untuk Kesehatan, Cek Disini Apa Saja
BACA JUGA:7 Keunggulan Mengonsumsi Kubis, Yuk Cek Apa Saja Manfaatnya
1. Penyakit Rebah Kecambah pada Kubis
Penyakit rebah kecambah sering menyerang bibit kubis di persemaian, menghambat pertumbuhan sejak dini.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Pythium spp. dan Rhizoctonia solani. Kedua jamur ini tumbuh subur pada kondisi lingkungan yang lembap dan media yang tidak steril. Gejala penyakit ini ditandai dengan perubahan warna pangkal akar menjadi coklat, yang menyebabkan akar membusuk.
Pada beberapa kasus, batang muda tanaman akan patah, mengakibatkan kematian bibit. Untuk mengendalikan penyakit ini, disarankan menggunakan media semai yang steril. Pupuk kandang yang telah difermentasi juga dapat membantu mengurangi risiko. Selain itu, petani dapat menyemprotkan fungisida berbahan aktif benomil, propineb, atau propamokarb.
2. Penyakit Tepung Berbulu pada Kubis
Penyakit ini berbulu sering kali menyerang bibit dan tanaman muda di persemaian.
Serangan penyakit ini dapat berkembang di Indonesia karena keberadaan tanaman kubis sepanjang musim. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica, yang dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman sakit di dalam tanah dan terbawa oleh biji yang terkontaminasi
Gejala penyakit ini biasanya terlihat sebagai bercak coklat keunguan pada permukaan bawah daun, disertai dengan jaringan daun yang menguning. Pada serangan parah, tekstur daun berubah menjadi seperti kertas dan daun-daun bagian bawah mudah gugur.
BACA JUGA:Ini Cara untuk Mengetahui Penyakit Tanaman Akibat Jamur atau Bakteri, Yuk Simak
BACA JUGA:Tak Harus Gunakan Racun Kimia, Cara Ini Bisa untuk Mengendalikan Penyakit Tanaman Akibat Jamur
Pengolahan lahan yang baik, rotasi tanaman, pengaturan jarak tanam, dan drainase yang baik merupakan langkah pencegahan yang efektif. Fungisida berbahan aktif benomil, tembaga, atau mancozeb juga bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit ini.