15 Hal yang Sering Dikira Batalkan Puasa Ternyata Tidak, Apa Saja?

Jumat 15 Mar 2024 - 01:00 WIB
Reporter : Tommy
Editor : Alfery

SUMATERAEKSPRES.ID - Berpuasa merupakan salah satu ibadah penting dalam agama Islam yang dilakukan oleh umat Muslim di seluruh dunia.

Saat menjalankan ibadah puasa, umat Muslim diharapkan untuk memahami dengan baik apa yang membatalkan dan apa yang tidak membatalkan puasa.

Namun, seringkali terdapat kebingungan atau kesalahpahaman mengenai tindakan-tindakan tertentu yang dapat membatalkan puasa.

Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk memahami dengan jelas hal-hal apa saja yang tidak membatalkan puasa sesuai dengan ajaran Islam.

BACA JUGA:Golongan yang Harus Mengganti Puasa yang Ditinggalkan, Siapa Saja yang Wajib Qada?

BACA JUGA:Waspada! 5 Golongan Manusia Ini Puasanya Sia-sia di Bulan Ramadan, Jangan Sampai Kamu Termasuk

Dalam artikel ini, Sumateraekspres.id akan menjabarkan 15 hal yang sering kali dikira dapat membatalkan puasa, tetapi sebenarnya tidak.

Hal ini didasarkan pada fatwa dan penjelasan dari berbagai sumber. Dengan memahami hal-hal yang tidak membatalkan puasa, umat Muslim akan dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih yakin dan khusyuk, serta menghindari kesalahan atau kekhawatiran yang tidak perlu.

Melalui penjelasan yang akan disajikan, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip yang mendasari ibadah puasa dalam Islam.

Ketika seseorang sedang berpuasa sering kali mengalami kejadian-kejadian yang dikira dapat membatalkan puasa, Tetapi ternyata tidak dan hal itu diperbolehkan dalam keadaan tertentu.

BACA JUGA:Bolehkah Puasa Ramadan Jika Punya Utang Puasa? Begini Aturan dan Cara Melunasinya dalam Ajaran Islam

BACA JUGA:5 Dosa Kecil yang Menggerus Pahala Puasa Ramadan, Cek Apakah Kamu Termasuk?

Berikut 15 hal yang dikira membatalkan puasa tapi ternyata tidak : 

1. Marah tidak membatalkan puasa. (Fatwa Syabakah Islamiyah no 109481).

2. Bekam dan Donor darah tidak membatalkan puasa. (H.R. Ad Daruquthi, An Nasa’i dalam Al Qubro, dan Ibnu Khuzaimah).

Kategori :