INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Petani semangka di Ogan Ilir akhir-akhir ini tampak lebih semringah di bulan Ramadan. Betapa tidak, karena harga panen semangka yang dibeli oleh pengepul akhir-akhir ini dihargai cukup tinggi.
Salah satu petani semangka di Indralaya, Muji mengatakan sejak beberapa bulan terakhir harga semangka cukup bagus.
"Banyak pengepul cari semangka untuk penuhi kebutuhan permintaan di Jawa yang masih kurang. Mungkin karena ini harganya jadi naik," tuturnya.
BACA JUGA:Ini Dia 9 Varietas Semangka yang Berikan Hasil Maksimal
BACA JUGA:6 Semangka Bagi Kesehatan Tubuh, Nomor 5 Cocok Untuk Diet
Menurutnya, musim hujan jadi salah satu sebab banyak gagalnya panen bagi para petani semangka. Karena banyak yang terkena serangan busuk buah.
Namun, jika mampu mengatasi hal tersebut, harga jual semangka di saat musim ini akan berlipat. "Biasanya paling rendah dibeli oleh pengepul di kebun kalau harga lagi jatuh itu sekitar Rp3.500.
Kalau sekarang sudah perlahan naik dari sebelumnya Rp5.000, naik jadi Rp7.000 dan sekarang sudah Rp8.000 harga di kebun," ungkapnya.
Menurutnya, di lahan luas 1 hektare normalnya dalam waktu 2 bulan akan menghasilkan panen semangka sebanyak 20 ton. Jumlah panen tersebut bisa saja lebih atau bahkan kurang jika terkena serangan penyakit.
Selain menjual langsung pada pengepul, dirinya juga membuka lapak menjual semangka merah non biji dan semangka kuning di depan kebun.
Salah satu yang jadi sebab resiko gagal panen yang perlu dicegah adalah serangan jamur dan busuk buah. Gejala busuk buah dikenal dengan sebutan Antraknosa.
Gejala serangan antraknosa di semangka akan tampak pada bibit, daun, tangkai daun, batang dan buah.
Jika menyerang buah menyebabkan busuk buah ditandai dengan adanya bulatan berwarna merah jambu dan lama kelamaan akan meluas.
"Awalnya akan ada bercak kecil yang membusuk dan lama-lama membesar hingga buah semangka jadi busuk," ungkapnya.
BACA JUGA:Mau Tahu Beda Semangka Biji dan Non Biji, Cek Disini Penjelasannya