SUMATERAEKSPRES.ID-Penelitian terbaru membuktikan seseorang yang memiliki durasi tidur kurang dari lima jam dalam sehari menghadapi risiko lebih besar terkena penyakit diabetes tipe dua, bahkan termasuk bagi yang telah menerapkan pola makan sehat.
Melansir Medical Daily, penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Universitas Uppsala dan dipublikasikan di JAMA Network Open ini mendapati risiko diabetes dari kekurangan tidur tidak cukup dicegah hanya dengan mengonsumsi makanan sehat.
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa durasi tidur yang singkat setiap hari secara berulang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe dua, sementara kebiasaan diet sehat seperti makan buah dan sayuran secara teratur dapat mengurangi risikonya," ujar anggota tim peneliti, Diana Noga.
"Namun, masih belum pasti apakah orang yang memiliki durasi tidur terlalu pendek dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe dua dengan makan sehat," tukasnya.
BACA JUGA:Nasi Dingin Baik untuk Penderita Diabetes, Cek Disini Penjelasannya
BACA JUGA:7 Makanan Anti-Lemas yang Wajib Diketahui oleh Penderita Diabetes
Penelitian tersebut menggunakan sampel data dari UK Biobank.
Data didapat dari respon para peserta yang ditanya tentang kesehatan dan gaya hidup mereka dan dipetakan secara genetik.
Tim peneliti kemudian terus menindaklanjuti data dari para peserta ini selama lebih dari sepuluh tahun.
Mereka menemukan bahwa durasi tidur antara tiga sampai lima jam sehari memiliki kaitan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe dua.
Walaupun pola makan sehat dikaitkan dengan penurunan risiko, para peneliti mencatat bahwa individu yang menerapkan pola makan sehat tetapi memiliki durasi tidur kurang dari enam jam setiap hari masih menghadapi peningkatan risiko diabetes tipe dua.
BACA JUGA: Mau Cegah Diabetes. Ini 12 Tips Turunkan Gula Darah
BACA JUGA:Wajib tau, Faktor Penyebab Diabetes pada Anak
"Temuan ini menunjukkan bahwa menerapkan diet sehat kemungkinan tidak mengurangi risiko diabetes tipe dua bagi mereka yang memiliki kebiasaan durasi tidur pendek," tulis tim peneliti dalam publikasi resminya.
Anggota tim peneliti lainnya, Christian Benedict menambahkan hasil penelitian ini dapat dianggap sebagai sebuah pengingat bahwa jam tidur yang baik dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.