Berikut pola makan yang dianjurkan di bulan Ramadhan:
Makanan Sahur
Rasulullah shallahu alaihi wa salam sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan sahur. Dengan melakukan sahur, tubuh akan mendapatkan tabungan nutrisi untuk digunakan selama menjalankan puasa. Sahur sebaiknya dilakukan di akhir waktu.
Makanan yang dianjurkan ketika sahur adalah makanan yang mengandung karbohidrat dan juga serat yang tinggi. Konsumsi buah dan makanan yang mengandung banyak kuah dan air agar benar-benar terserap ke dalam sel, sehingga badan tidak mudah lemas. Selain itu pastikan mengonsumsi cukup air putih .
Jika Rasulullah menganjurkan untuk sahur di akhir waktu, ketika berbuka Rasulullah menganjurkan untuk segera menyegerakan berbuka di awal waktu.
BACA JUGA:Bulan Puasa Bukan Hanya Menahan Haus dan Lapar, 10 Persiapan Ini Penting Jelang Ramadhan
BACA JUGA:Ini Dia, 5 Jenis Makanan dan Minuman Bikin Cepat Haus Jika Tidak Ingin Puasa Kita Batal
Menyegerakan waktu berbuka juga akan berdampak baik bagi tubuh. Puasa selama kurang lebih dua belas jam membuat tubuh kekurangan cairan. Dengan menyegerakan waktu berbuka akan mengisi cairan-cairan tubuh yang hilang.
Banyak kaum muslimin juga yang salah kaprah dalam memilih makanan sebagai takjil. Hindari langsung memakan berat ketika berbuka puasa. Memakan makanan besar akan berdampak buruk bagi kesehatan karena akan memicu masalah pada organ pencernaan.
Konsumsillah makanan yang segar seperti kurma dan buah-buahan lainnya. Kurma dan buah-buahan banyak mengandung mineral dan serat yang dibutuhkan tubuh, sehingga badan pun akan kembali terasa segar.
Setelah berbuka dengan takjil, dianjurkan untuk memberikan selang waktu agar tubuh tidak kaget dalam memproses makanan. Konsumsilah makanan secukupnya. Makan secara berlebihan tidak dianjurkan oleh Nabi Shallalahu alaihi wa salam karena akan menimbulkan sifat malas.
Makanan yang dianjurkan di bulan ramadhan adalah makanan yang mengandung gizi seimbang. Pastikan makanan memiliki kandungan zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
4. Berolahraga
Menjaga kesehatan tubuh adalah kewajiban setiap muslim. Olahraga merupakan suatu bentuk ikhtiar menjaga kebugaran tubuh. Tubuh yang bugar akan meningkatkan imunitas tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit, terutama di masa-masa pandemi.
Rasulullah shallalahu alaihi wa salam menganjurkan umatnya untuk rutin melakukan olahraga. Bagi sebagian orang, berolahraga di waktu puasa adalah hal yang sulit karena olahraga akan menguras stamina dan menyebabkan haus. Padahal ketika berpuasa tubuh juga harus memiliki imun yang tinggi agar tidak mudah terpapar penyakit.
Olahraga di bulan Ramadhan bisa tetap dilakukan, hanya saja waktu dan durasi dalam berolahraga harus disesuaikan. Di antara waktu yang dianjurkan untuk berolahraga di bulan suci Ramadhan adalah setelah sahur. Olahraga setelah sahur dapat menjaga kebugaran tubuh saat puasa. Lakukanlah olahraga yang ringan di waktu itu ini.
Olahraga berat sangat tidak dianjurkan di waktu setelah sahur sebab tubuh bisa mengalami dehidrasi. Waktu yang paling baik berolahraga di saat puasa adalah sebelum berbuka puasa. Di waktu ini cukup aman melakukan olahraga dengan intensitas sedang, sebab setelah berolahraga bisa langsung berbuka untuk memenuhi cairan tubuh yang hilang.
Melakukan olahraga di waktu ini dianjurkan minimal dua jam setelah berbuka. Hindari langsung berolahraga setelah berbuka karena tubuh membutuhkan waktu untuk mencerna makanan terlebih dahulu. Olahraga di waktu ini bisa dilakukan dengan intensitas yang sedang hingga tinggi sesuai dengan kemampuan tubuh.
Jenis olahraga yang bisa dilakukan adalah olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh. Jika tidak terbiasa berolahraga, hindari olahraga yang berat karena justru dapat menyebabkan cidera. Contoh olahraga yang bisa dilakukan adalah berlari dan bersepeda.
5. Berbekam
Bekam merupakan salah satu metode untuk hidup sehat ala Rasulullah. Yang dimaksud dengan berbekam adalah metode pengobatan dengan cara menyedot darah menggunakan sebuah cawan.
Berikut merupakan hadist yang menjelaskan tentang anjuran melakukan bekam: “Kesembuhan dapat diperoleh melalui tiga cara: pertama dengan meminum madu (obat herbal), dengan berbekam/hijamah, dan terapi besi panas. Dan aku tidak menganjurkan umatku untuk melakukan pengobatan dengan besi panas.” (H.R Bukhari)