SUMATERAEKSPRES.ID-Alunan lembut kalam Alquran terdengar syahdu menusul kalbu. Dari sebuah bangunan bernama Rumah Tahfizh Daarul Islah suara itu berasal.
Di sana, ada puluhan orang sedang mengaji. Mereka para warga lanjut usia (lansia) Desa Tanjung Pinang,Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Mereka mengikuti sebuah program istimewa bernama 'Lansia Mengaji'. Program ini membawa secercah cahaya ilmu bagi para ibu-ibu di usia senja.
Program Lansia Mengaji ini diinisiasi pengurus Rumah Tahfizh Daarul Islah sejak tahun 2016, bertepatan dengan awal mula berdirinya rumah tahfizh tersebut.
BACA JUGA:Bikin Kagum Kyai, 100 Penghafal Alqur’an Ikuti Wisuda Tahfizh. Wabup Ogan Ilir pun Bangga
BACA JUGA:Jumlah Rumah Tahfiz Lebihi Target
Ternyata, Program Lansia Mengaji membuka pintu bagi para ibu-ibu lansia untuk belajar dan mendalami ilmu agama, khususnya seputar fiqih ibadah, baca Alquran mulai dari Iqro hingga tahsin, bahkan menghafal Alquran.
Antusiasme para lansia begitu luar biasa. Terbukti dengan jumlah santri yang mencapai 88 orang. Progam Lansia Mengaji ini gratis bagi warga Lansia di Desa Tanjung Pinang.
Ustadz Muhammad Destri Elkafi, pengasuh Program Lansia Mengaji, bersama 22 orang ustadz/ustadzah lainnya dengan penuh dedikasi membimbing para lansia tersebut.
Mereka tak hanya mentransfer ilmu, tapi juga membangun hubungan kekeluargaan yang erat, menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
BACA JUGA:Buka Usaha Laundry dan Rumah Tahfiz, Bantu Deradikalisasi
BACA JUGA:3 Ribu Rumah Tahfiz Sudah Terbentuk
Program ini bukan sekadar belajar, tapi juga menjadi wadah bagi para lansia untuk bersilaturahmi, menjalin persahabatan, dan saling menyemangati.
Bagi para lansia itu, program ini memberikan makna baru dalam kehidupan di usia senja. Nenek Zuniba, salah satu santri lansia di sana.
Nek Zunibah, biasa dia disapa, menceritakan kisahnya nyantri di rumah tahfizh itu. Di usianya yang ke-76 tahun, ia memberanikan diri untuk belajar mengaji dari awal.