"Kami akan menjadi ujung tombak dalam kampanye ini, dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah."
"Target kami untuk tahun 2024, dalam kerangka BBI, adalah mencapai Rp 50 miliar per provinsi, sementara untuk BBWI, kami menargetkan 13,2 juta perjalanan di seluruh daerah,” ungkap Nugroho.
Di sisi lain, Kepala Perwakilan BI Sumsel, Ricky Perdana Gozali, menyoroti agenda Rakor TPAKD yang akan membahas sektor perkebunan kelapa sawit.
Hal ini karena terdapat kredit sebesar Rp 15 triliun yang diberikan kepada petani kelapa sawit, baik petani plasma maupun swadaya.
"Selain Rakor TPAKD, kami bersama OJK memiliki program-program lain seperti pembukaan satu rekening satu pelajar di setiap Kabupaten/Kota, seribu rekening khusus untuk disabilitas, serta pembangunan ekosistem keuangan inklusif dengan fokus pada desa wisata."
"Kami juga akan melaksanakan program monitoring dan evaluasi terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan melakukan roadshow ke setiap Kabupaten/Kota serta kampanye literasi keuangan," jelas Ricky.
Dalam konteks pendorong ekonomi lokal, BI Sumsel juga merencanakan program harvesting untuk 100 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) per Kabupaten/Kota, dengan rencana pemilihan 30 UMKM terbaik dari setiap Kabupaten/Kota yang akan berpartisipasi dalam program ini.
Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei 2024, bersamaan dengan Festival Sriwijaya.
"Tak hanya itu, kami juga berperan dalam pengendalian harga pangan melalui program GSM Goes To School yang akan kami gelar pada 25 Februari 2024 di Jakabaring."
"Acara ini akan melibatkan Kepala Bappenas, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), perbankan, serta seribu siswa. Kami juga akan memberikan bibit cabai secara simbolis dalam acara tersebut," tambahnya.
Ricky menutup dengan menyampaikan bahwa Provinsi Sumsel terpilih oleh Kementerian Keuangan sebagai lokasi penyelenggaraan sosialisasi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Sumatera pada tanggal 29 Februari mendatang.