PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Di sudut-sudut kota, di pinggir desa, bahkan di pelosok pedesaan, ada penjualan kambing yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Adha: kurban.
Momen ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menyimpan nilai-nilai sosial, emosional, dan budaya yang mendalam.
Dan di tengah-tengah momen ini, kambing menjadi pemeran utama.
Kambing, dengan kukunya yang kuat dan bulunya yang lebat, tidak hanya menjadi hewan ternak biasa.
Mereka menjadi lambang pengorbanan, simbol kesetiaan, dan sumber keberkahan bagi banyak keluarga Muslim di seluruh dunia.
BACA JUGA:Kunci Jadi Pengusaha Sukses, Ngerem Konsumtif, Keuntungan Usaha Putar Jadi Investasi
Setiap tahun, menjelang Idul Adha, kambing menjadi objek yang paling dicari, paling diburu, dan paling diharapkan.
Bagi peternak, momen ini bukan hanya tentang bisnis. Ini adalah tentang dedikasi, ketekunan, dan tanggung jawab.
Mereka mulai mempersiapkan kambing-kambing pilihan mereka dengan cermat.
Mereka memilih yang terbaik dari yang terbaik, yang sehat, yang kokoh, yang memiliki postur gagah, siap untuk dipilih sebagai kurban yang layak.
Namun, persiapan tidak hanya terjadi di sisi peternak.
Di pasar-pasar tradisional, di peternakan-peternakan kecil, dan bahkan di platform daring, masyarakat mulai meramaikan pencarian mereka.
BACA JUGA:Kandang Celta Vigo bukan Tempat Ramah Bagi Barcelona
Mereka mencari kambing yang sesuai dengan kriteria mereka, yang akan menjadi bagian dari ibadah kurban mereka.