Panen Raya Mundur 2 Bulan, Pemerintah Putuskan Impor 1,6 Juta Ton Beras

Kamis 15 Feb 2024 - 20:54 WIB
Reporter : Andre Jedor
Editor : Andre Jedor

BACA JUGA:Harga Beras Naik Terus, Warga Martapura Berharap Pemilu 2024 Bawa Perubahan Positif

BACA JUGA:Ritel Modern Batasi Pembelian Beras, Aprindo Beralasan Supaya Pemerataan

Bansos pangan telah memenuhi kebutuhan beras di masyarakat, sehingga membantu mengendalikan harga beras tidak naik.

“Ini rumus supply dan demand. Suplainya diberikan dan terdistribusi dengan baik, otomatis harga terkendali," jelas Jokowi.

Harga beras saat ini sudah melambung di atas harga eceran tertinggi (HET).  Beras medium sudah tembus di Rp13.500 per kg, sedangan yang premium memang sudah cukup tinggi, di atas Rp 18.000 per kg. Itu sudah terjadi sejak awal 2024.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peninjauan beras itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.

Kemudian, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, dan Direktur Utama Food Station Pamrihadi Wiraryo

BACA JUGA:Ini Cara yang Harus Dilakukan Untuk Mengendalikan Kutu Beras

BACA JUGA:Air Cucian Beras Bisa Jadi Pupuk, Begini Cara Mengolahnya

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, menjelaskan sisa cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini, 118.000 ton. Setelah pemerintah menggelontorkan bansos beras dan SPHP.

"Tapi stok cukup. Gelontorkan beras SPHP sampai April juga masih cukup," kata Bayu. Sehingga dia menepis, kabar bahwa beras bansos membuat beras SPHP menjadi langka di pasaran.

Program SPHP dan bantuan pangan telah direncanakan dan dialokasikan bersamaan. Pemerintah juga berencana mengimpor beras sekitar 2 juta ton tahun ini untuk memenuhi kebutuhan bansos beras dan program SPHP. (air)


 

Kategori :