SUMATERAEKSPRES.ID- Emisi karbon atau carbon emission merupakan proses pengeluaran gas dari hasil pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar, bensin, dan bahan lainnya. Namun, tahukah kamu kalau hal ini ternyata berdampak buruk bagi lingkungan dan manusia?
Dampak-dampak Emisi Karbon dan Gas Rumah Kaca yang Berbahaya bagi Kehidupan Kita
1. Polusi Udara
Sebagaimana kita ketahui, salah satu penyumbang emisi karbon adalah kendaraan bermotor. Sebab, penggunaan bahan bakar minyak pada sektor transportasi khususnya bensin akan mengeluarkan senyawa-senyawa seperti CO atau karbon monoksida, THC (total hidrokarbon), TSP (debu), Nox (oksida-oksida nitrogen) dan Sox (oksida-oksida sulfur), dan juga karbon dioksida (CO2).
Menurut Susilo et al., dalam Kurnia (2021), sekitar 50% pencemaran di perkotaan disebabkan karena pabrik serta sektor transportasi yang masih menggunakan bahan bakar yang kurang ramah terhadap lingkungan. Dari hasil rekapitulasi, polusi udara menjadi emisi gas buang yang seiring berjalannya waktu populasinya meningkat secara signifikan.
BACA JUGA:Mitigasi Bencana, Kurangi Dampak Emisi
Menurut kamu gimana?
Padahal, selain buruk bagi lingkungan, emisi karbon dari gas buang kendaraan bermotor juga berimbas terhadap kesehatan yaitu dapat menyebabkan iritasi dan pengotoran saluran pernapasan di paru-paru.
BACA JUGA:Tekan Emisi Karbon Gandeng Mahasiswa
2. Perubahan Iklim: Dampak Emisi Karbon yang Kerap Kita Rasakan Saat Ini
Perubahan iklim adalah kondisi di mana terjadi perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Terhitung semenjak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi penyebab utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
Sebab, pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca yang bekerja seperti selimut yang menyelimuti bumi, menghasilkan panas matahari dan menaikkan suhu. Jadi, dampak emisi karbon salah satunya yaitu menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Perubahan iklim yang terjadi kemudian juga menuntun kepada krisis iklim yang lagi-lagi dampaknya bersifat domino. Maksudnya, bukan hanya buruk bagi lingkungan, tetapi seluruh makhluk hidup di bumi.
Asap pabrik merupakan salah satu penyebab utama terjadinya pencemaran udara. foto: aha token/ universitas airlangga
3. Hujan Asam
Istilah hujan asam mengacu pada deposisi atmosfer yang mengandung senyawa asam yang turun ke bumi dalam bentuk hujan, salju, partikulat, gas, dan uap yang kemudian berdampak negatif pada bumi.
Hujan asam pertama kali dikenalkan oleh Ducros (1845) dan kemudian dijelaskan oleh ahli kimia Inggris Robert Angus Smith (1852) yang studi penelitianya menghubungkan sumber-sumber terjadinya hujan asam dengan emisi industri termasuk efek lingkungan yang terjadi akibatnya.
Nah, lantas apa hubungannya dengan emisi karbon? Jadi, dampak emisi karbon salah satunya yaitu menyebabkan polusi atau polutan seperti Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida yang tinggal dalam atmosfer dan akhirnya bereaksi dengan kelembapan dalam udara.
Ketika polusi ini jatuh sebagai embun di tanah, inilah yang disebut dengan hujan asam. Sumbernya antara lain dari pembakaran bahan bakar motor dan limbah pabrik kimia.
4. Peningkatan Air Laut
Naiknya suhu permukaan global menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan bumi sehingga terjadilah kenaikan muka air laut yang ditandai dengan meluasnya wilayah yang tergenang pada daerah pesisir.
Berdasarkan laporan IPCC (2013) akan terjadi kenaikan muka air laut dengan peningkatan 2,8-3,6 mm/tahun. Perubahan muka air laut ini merupakan dampak emisi karbon yang menyebabkan perubahan iklim.
Menurut sejumlah kajian Andreas dan Abidin (2016) dikutip dari laman kkp.go.id, Jakarta mengalami penurunan tanah mencapai 25 cm per tahun dengan rata-rata 15 cm per tahun. Pengukuran juga dilakukan oleh LAPAN menggunakan data radar menemukan penurunan daratan di kisaran 10-15 cm per tahun dari 2015-2020. Selain Jakarta, Semarang dan Demak juga terancam mengalami banjir rob di wilayah pesisir akibat dari perubahan iklim.
BACA JUGA:Pertanian OKU Timur Siap Hadapi El Nino dengan Infrastruktur Modern
BACA JUGA:Empat Kecamatan Terdampak El Nino
5. Dampak Emisi Karbon dan Perubahan Iklim Menyebabkan Fenomena El Nino
El Nino atau bisa disebut juga ENSO mengakibatkan suhu permukaan laut meningkat dan lapisan termoklin menipis. Kondisi ini jika disertai dengan kenaikan paras laut, akan mengakibatkan menurunnya produksi primer di laut.
Kalau penjelasan di atas masih membingungkan, sirkulasi termoklin berhubungan dengan siklus karbon dan ventilasi laut dalam, sehingga perubahan lapisan termoklin dapat mengganggu siklus karbon dan proses biogeokimia.
Kemudian, terganggunya siklus karbon berdampak pada menurunnya fungsi laut sebagai salah satu komponen penyerap karbon. Diperkirakan daya serap karbon dioksida atau CO2 akan berkurang 4-28% selama abad 21.
Itulah 5 dampak emisi karbon yang mungkin beberapa ada yang kita lihat dan terjadi saat ini. Semoga, kita bisa berupaya untuk menekan jejak karbon seminim mungkin dan beralih ke gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. (*)