SUMATERAEKSPRES.ID- Agama Islam merupakan pedoman hidup yang menyeluruh, mengatur segala aspek kehidupan mulai dari urusan ibadah hingga hal-hal yang terlihat sepele.
Salah satu contohnya adalah dalam memperlakukan makanan yang terjatuh. Rasulullah SAW telah memberikan ajaran mengenai hal ini, menunjukkan pentingnya sikap menghargai rezeki dan menjauhi pemborosan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, At-Turmudzi, dan Ahmad, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila makanan salah seorang dari kalian terjatuh, maka ambil dan bersihkanlah kotoran yang terdapat padanya dan kemudian makanlah, dan jangan biarkannya untuk setan."
"Dan janganlah kalian bersihkan tangan kalian dengan kain pengelap sehinggalah terlebih dahulu ia dijilat. Karena sesungguhnya kalian tidak tahu di bagian manakah makanan tersebut mengandung berkah.”
BACA JUGA:Yuk Simak! 6 Makna Bulan Ramadan Bagi Umat Islam
BACA JUGA:Ditunggu-tunggu Umat Islam, Berikut 5 Keistimewaan Bulan Ramadhan
Ajaran ini menekankan bahwa makanan yang terjatuh tidak boleh disia-siakan. Rasulullah mengajarkan untuk mengambilnya, membersihkannya, dan menyantapnya.
Namun, hal ini berlaku untuk makanan yang masih layak, bukan yang sudah rusak.
Menurut seorang pakar ekologis mikrobiologis dari Universitas Chichago, Jack Gilbert, makanan yang jatuh akan menyerap kotoran dan mikroba yang ada di sekitarnya.
Meskipun begitu, sebagian besar mikroba tidak berbahaya bagi manusia. Oleh karena itu, makanan yang jatuh di area yang bersih masih aman untuk dikonsumsi.
BACA JUGA:Anjuran dan Adab Memotong Kuku dalam Islam
BACA JUGA:Tayamum, Rahmat Allah untuk Umat Islam yang Tidak Menemukan Air untuk Berwudhu
Tindakan memungut dan membersihkan makanan yang terjatuh juga merupakan bentuk penghargaan terhadap rezeki yang diberikan Allah SWT.
Membuang makanan sama saja dengan tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan. Jadi, hendaklah makanan yang berlimpah dikonsumsi secukupnya dan sisanya dibagikan kepada yang membutuhkan.
Dengan demikian, Islam mengajarkan untuk tidak menyia-nyiakan makanan dan menghargai setiap rezeki yang diberikan.
Sikap ini mencerminkan kepedulian agama terhadap kehidupan umatnya, bahkan dalam hal-hal yang terlihat sepele sekalipun. Wallahua’lam bisshowab. (Nsw)