PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID - Fatah dan Hamas Siap Bentuk Pemerintahan Persatuan Nasional Palestina.
Hamas dan Fatah sedang mendiskusikan kesepakatan membentuk Pemerintah Persatuan Nasional guna memfasilitasi pembangunan Gaza setelah Israel mengakhiri perang genosida di wilayah tersebut.
Sekretaris Komite Sentral Fatah, Jibril Rajoub. Kesepakatan tersebut dibahas dalam pertemuan baru-baru ini antara Rajoub dan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Qatar, Doha.
Dalam wawancara dengan Al-Sharq TV, Rajoub menambahkan, “Saya bertemu dengan Ismail Haniyeh dan beberapa anggota biro politik Hamas, dan saya mempresentasikan ide-ide ini, dan ada titik temu yang bisa dikembangkan”.
BACA JUGA:Korban Tewas Perang Israel - Palestina Tembus 27.947, Situasi Timur Tengah Memanas
BACA JUGA:576 PPPK Resmi Dilantik, Bersholawat dan Berdonasi untuk Palestina
Dia menjelaskan, mengakhiri perpecahan dan membentuk pemerintahan persatuan nasional memerlukan pertemuan antara gerakan Fatah dan Hamas, yang diikuti dengan pertemuan seluruh kekuatan politik, berdasarkan tiga prinsip.
“Persatuan wilayah Palestina (Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem), kesepakatan mengenai dasar-dasar solusi politik, mengakhiri perang di Gaza, penarikan pasukan Israel dan pencabutan pengepungan, serta pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional”.
Dia mengklarifikasi, “Anggota pemerintah yang diperlukan untuk membangun kembali Jalur Gaza harus kredibel, mampu mengambil tindakan dan bergerak, dan pemerintah harus mendapat kepercayaan dari warga serta restu dan persetujuan dari semua faksi kerja nasional, termasuk Hamas dan Jihad Islam”.
Saat ini Israel masih melakukan genosida di Jalur Gaza meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan rezim Zionis mencegah semua upaya genosida.
BACA JUGA:Setelah Dilantik, Ratusan PPPK Bersolawat dan Berdonasi Untuk Palestina
BACA JUGA:7 Peristiwa Penting di Bulan Rajab, Isra Miraj hingga Pembebasan Baitul Maqdis Palestina
Rezim kolonial apartheid Israel telah membunuh lebih dari 27.000 warga Palestina yang sebagian besar wanita dan anak-anak.
Amerika Serikat terus melindungi Israel dari berbagai sanksi internasional. Washington juga menjadi pemasok senjata utama yang digunakan Israel untuk membantai warga Palestina.
Dan Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa Israel sudah membunuh terlalu banyak warga sipil dalam perangnya melawan Hamas di Gaza, Palestina.
Pengakuan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dalam konferensi pers di Tel Aviv—sebuah kritik langka Washington terhadap sekutu utamanya.
BACA JUGA:Galang Dana Buat Palestina , Terkumpul Uang Segini!