SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam khazanah sejarah Nusantara, Wangsa Syailendra atau dikenal juga sebagai Syailendravansa merupakan silsilah kerajaan yang mewarisi tahta Sriwijaya, memerintah sebagian besar wilayah Sumatera dan Pulau Jawa.
Jejak kebesaran Wangsa Syailendra terpatri dalam berbagai peradaban, mulai dari Kerajaan Medang, Singosari, Majapahit, hingga Demak, menjadikannya salah satu dinasti terbesar di Nusantara.
Sosok yang mencuat dalam sejarah adalah Dapunta Syailendra, putra Santanu dan Bhadrawati, serta suami dari Sampūla yang tercatat dalam prasasti Sojomerto.
Gelar Dapunta, yang langka disebutkan dalam artefak kuno dan prasasti Nusantara, hanya ditemukan pada dua tokoh, yaitu Dapunta Sailendra dan Dapunta Hyang, raja pertama Sriwijaya.
BACA JUGA:Keris Penimbal, Bisa Panggil Keris Lain untuk Mendekat
BACA JUGA:Kinatah Kamarogan, Keris Seni Tinggi yang Diburu Kolektor
Kedua tokoh ini memiliki akar Sumatera dan menggunakan bahasa Melayu kuno, menunjukkan kemungkinan hubungan darah atau kekerabatan antara mereka.
Dalam Prasasti Nalanda di India, silsilah Sri Maharaja Suwarnadwipa menyebutkan Balaputradewa, cucu dari Śailendravamsatilaka, dengan julukan Śrīviravairimathana, yang berarti "pembunuh pahlawan musuh".
Artinya, Balaputradewa, raja Sriwijaya ke-5, merupakan pewaris langsung dari Wangsa Sailendra yang berkuasa.
Wangsa Syailendra terkenal sebagai pembangun berbagai kompleks candi seperti Borobudur, Sewu, Kalasan, Boko, serta berbagai kompleks pemandian dan taman di Jawa, Sumatera, Thailand, Kamboja, bahkan hingga India.
Dinasti ini juga melahirkan para raja Jawa yang mendirikan kerajaan-kerajaan seperti Kalingga, Singosari, Majapahit, dan lainnya.
Kesimpulannya, Wangsa Syailendra bukan hanya memimpin Sriwijaya secara berdaulat, tetapi juga meninggalkan warisan budaya yang berharga bagi peradaban Nusantara dan Asia Tenggara.