https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Menguak Sejarah Sungai Kedukan: Sungai Legendaris Penghubung Masa Lalu Palembang, Abadi jadi Nama Lorong

Sungai Kedukan menjadi salah satu sungai melegenda di Palembang, di Kawasan Seberang Ulu 1 bahkan diabadikan menjadi nama lorong.-Foto: Dudun/sumateraekspres.id-

SUMATERAEKSPRES.ID - Sungai Kedukan menjadi salah satu sungai melegenda di Palembang, di Kawasan Seberang Ulu 1 bahkan diabadikan menjadi nama lorong.

Lokasinya di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1. Tepatnya dari Jalan KH Wahid Hasyim Lintas Sumatera Kertapati hingga Jalan Hasyim Ashari.

Berdasarkan Google Map, ordinatnya berada di -3.0030528572467468, 104.7612121653404. Panjangnya sekitar 1,26 kilometer.

Sepanjang Lorong Kedukan tersebut juga terdapat Gang Kedukan yang disinyalir menjadi anak Sungai Kedukan. 

BACA JUGA:Masuk Area Benteng Beringin Janggut, Sungai Rendang Sempat Jadi Lokasi Pelabuhan Ekspor

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Sungai Cinteren: Tempat Muslim Tiongkok Membuka Pesantren di Palembang

Sungai ini berperan penting dalam sejarah awal berdirinya Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim terbesar yang pernah ada di Nusantara.

Melalui berbagai catatan sejarah, terutama Prasasti Kedukan Bukit, terungkap bahwa Sungai Kedukan memegang peranan penting dalam jalur perdagangan dan penyebaran agama di masa kejayaan Sriwijaya.


Sungai Kedukan menjadi salah satu sungai melegenda di Palembang, di Kawasan Seberang Ulu 1 bahkan diabadikan menjai naam lorong.-Foto: Dudun/sumateraekspres.id-

Sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah tersebut, nama Sungai Kedukan kini diabadikan menjadi nama jalan di Kecamatan Seberang Ulu 1 (SU 1), Palembang.

Sungai Kedukan dikenal melalui Prasasti Kedukan Bukit, yang ditemukan pada tahun 1920 di tepian sungai tersebut.

BACA JUGA:Sungai Kademangan, Warisan Kepemimpinan Bijak Demang Suro dalam Mengatasi Banjir dan Membangun Komunitas

BACA JUGA:Sungai Kebon Gede Alih Fungsi dari Sawah jadi Pemukiman, Kini Abadi Lewat Nama Lorong, Simak Kisahnya

Prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan menyebutkan tentang ekspedisi Dapunta Hyang, yang diyakini sebagai pendiri Kerajaan Sriwijaya pada tahun 682 Masehi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan