Dulu Dijuluki Venice Of The East, Kini Kota Palembang Dijuluki Kota Air Karena Sering Banjir

Jumat 09 Feb 2024 - 03:00 WIB
Reporter : Adi
Editor : Rian Sumeks

SUMATERAEKSPRES.ID - Kota Palembang, yang dahulu dijuluki sebagai "Venice of the East" oleh bangsa Eropa pada zaman kolonialisme Belanda, kini telah berganti julukan menjadi "Kota Air" karena sering kali terkena banjir.

Keindahan kota ini memang memikat banyak wisatawan, dengan Sungai Musi yang membelahnya menjadi dua bagian, Seberang Ulu dan Seberang Ilir.

Ketika Belanda masih berkuasa, Palembang disebut-sebut memiliki kemiripan dengan kota Venesia di Italia karena juga dikelilingi oleh sungai-sungai.

Namun, perbedaannya terletak pada tata ruang bangunan di sepanjang tepi sungai. Sedangkan, hingga saat ini, kawasan tepi Sungai Musi tetap menjadi daya tarik wisata yang ramai dikunjungi setiap tahun.

BACA JUGA: Anak Aniaya Kedua Orang Tua di Palembang Bukan Soal Beda Pilihan saat Menonton Debat Capres, Ini Penjelasan

BACA JUGA:PKLT Berakhir, Mahasiswa IKesT Muhammadiyah Palembang Berhasil Tingkatkan Taraf Kesehatan Masyarakat

Menurut Wikipedia, nama "Palembang" berasal dari bahasa Melayu yang artinya "daerah yang selalu dialiri air".

Sejarah mencatat bahwa kota ini dulunya adalah kota di atas rawa dengan ratusan anak sungai yang bermuara ke Sungai Musi, memberikan dampak besar pada kehidupan sosial dan budaya masyarakatnya.

Namun, perubahan dramatis telah terjadi. Proses daratanisasi yang dilakukan mengubah rawa dan anak sungai menjadi daratan, membuat Kota Palembang menjadi kota metropolis yang sulit dibedakan dengan kota-kota besar lainnya.

Gedung-gedung megah menjulang di berbagai sudut kota, sementara pusat perbelanjaan, perumahan, dan jalan-jalan padat merayap semakin melengkapi wajah modern Palembang.

BACA JUGA:MIN-MTsN 1 Palembang Kantongi Sertifikat BPN, Orang Tua Siswa Tak Perlu Resah

BACA JUGA:Sentral Kampung Pempek 26 Ilir Wajib Dikunjungi Bagi Pencinta Kuliner Khas Palembang

Program daratanisasi ini tidak hanya mengubah wajah kota, tetapi juga mengubah identitasnya. Palembang kini hanya dianggap sebagai "kota air" ketika musim hujan tiba dan banjir melanda.

Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pendangkalan sungai akibat sampah yang dibuang oleh warga ke sungai.

Pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Palembang, memiliki tanggung jawab besar dalam mempertahankan konservasi rawa, menjaga kelestarian sumber air, dan memperbaiki kondisi sungai serta sistem drainase.

Kategori :