Selain itu, dengan panjang 4.000 km menjadikan salur Sutra berfungsi sebagai tempat bermukim dan berdagang.
Karena berfungsi sebagai tempat bermukim, penduduk lokal berinteraksi satu sama lain dan melahirkan generasi baru dari keturunan China.
BACA JUGA:Percaya Feng Shui, Pria Ini Jadi Orang Terkaya Indonesia, Siapa Dia?
BACA JUGA:Khaled Nabhan, Sosok yang Buka Mata Dunia Mengenai Islam yang Indah dan Damai
Ini juga terjadi di tempat lain, seperti jalur perdagangan antara China dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Interaksi ini menghasilkan kawasan pecinan di seluruh dunia yang sekarang ada di mana-mana.
Menurut sejarawan Zhuang Guotu, migrasi besar-besaran penduduk China terjadi dalam dua tahap.
Pertama dan terpenting, pada abad ke-16. Ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka sangat dibutuhkan oleh dunia sebagai akibat dari ekspansi kolonialisme negara-negara Eropa.
Untuk menjadi pedagang atau pekerja di negeri orang, orang China membutuhkan pikiran dan tenaga.
JP Coen, Gubernur Jenderal VOC, adalah salah satu yang diperlukan. Coen ingin orang China mengisi Batavia.
Coen berpendapat bahwa orang China memiliki standar kerja yang lebih tinggi daripada orang pribumi. Dan inilah yang menyebabkan banyak orang China pindah ke Batavia.
Kedua, migrasi pada pertengahan abad ke-19. Permintaan yang meningkat untuk pekerja China oleh negara-negara Barat, yang mulai menghentikan penggunaan budak kulit hitam, menyebabkan banyak orang China masuk.