SUMATERAEKSPRES.ID - Lempok durian merupakan salah satu makanan khas daerah Sumatera khususnya di Sumsel. Pengolahan durian seperti halnya pembuatan dodol.
Namun dalam pembuatan lempok tidak dilakukan penambahan lain kecuali gula.
Lempok durian ternyata tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat Sumatera Selatan.
Namun telah menyebar ke berbagai wilayah di luar Sumsel. Dengan begitu pendistribusiannya yang luas mengharuskan para produsen menjaga kualitas lempok.
BACA JUGA:Penggemar Durian Harus Tahu, Ini Tips Jitu Memilih Buah Kesukaan
BACA JUGA:6 Tips Memilih Buah Durian, Dijamin Dapet yang Matang dan Manis
Kerusakan pada lempok durian adalah berbau tengik dan mudah ditumbuhi jamur. Lempok dengan kandungan karbohidrat tinggi menjadi media yang baik untuk pertumbuhan beberapa jenis mikrobia seperti kapang.
Mikroorganisme dominan perusak lempok adalah jamur jenis aspergilus niger, aspergilus fiimigatus, penicilium dan cladosporium.
Ini karena reaksi autooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak.
Autooksidasi bermula dari pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan cahaya, panas, peroksida, dan logam-logam berat seperti Cu, Fe, dan Co.
BACA JUGA:Siapa Sangka, Kulit Durian Ternyata Punya Segudang Khasiat untuk Tubuh!
BACA JUGA:Penggemar Durian Harus Tau? Ini 10 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan Si Raja Buah
Yang pertama adalah tutup kemasan. Kemasan di pasaran yang biasa digunakan untuk mengemas lempok adalah plastik dan wrapping. Plastik merupakan kemasan penahan air yang baik.
Tetapi jeleknterhadap oksigen dan sulit dirombak secara biologis dalam waktu yang pendek (non biodegredable).
Sedangkan wrapping lebih kuat dan ketahanan yang baik terhadap lemak tetapi kurang kuat dalam menahan uap air dan gas.