7. Sanitasi yang kurang baik
Keterbatasan akses untuk air bersih ternyata juga berperan dalam risiko stunting. Pasalnya, anak yang tumbuh lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak cenderung mudah terkena penyakit.
Ditambah lagi rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Pada akhirnya, infeksi berulang yang tidak tertangani ini bisa menghambat pertumbuhannya sampai berujung stunting.
BACA JUGA:Peran Ibu Sangat Penting Mengatasi Masalah Stunting
BACA JUGA:Tekan Stunting Warganya, Tim PKK Desa Bumi Ayu Berikan Layanan Kesehatan.
8. Kurangnya akses ke layanan kesehatan
Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, termasuk pemeriksaan rutin, imunisasi, dan perawatan kesehatan anak, dapat menghambat deteksi dan penanganan dini terhadap masalah pertumbuhan anak.
9. Kehamilan tidak sehat
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi dalam kandungan mengalami pertumbuhan yang terhambat sejak dalam kandungan.
Bayi yang lahir dengan berat rendah atau tidak optimal, berisiko lebih tinggi untuk mengalami stunting.
BACA JUGA:Target Stunting Tinggal 17 Persen, Hingga Akhir Tahun 2023
BACA JUGA:Lulusan SMA SMK D3 S1 Buruan Daftar Yuk, BKKBN Buka Rekrutmen Satgas Stunting 2024 Nih!
10. Pemberian ASI yang tidak eksklusif
ASI memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan penting untuk pertumbuhan optimal. Terkadang, pada beberapa situasi, tidak cukupnya asupan ASI dalam periode enam bulan pertama kehidupan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada bayi.
11. Kurangnya edukasi terhadap masalah gizi
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang gizi yang baik dan penting dalam pertumbuhan anak, dapat menyebabkan praktik makan yang tidak sehat dan tidak memadai. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan pada stunting anak.