Endris Dwihendrianti, perwakilan Disperindag Sumsel, menyampaikan bahwa dari 17 daerah di Sumsel, sekitar 10 di antaranya sudah memiliki batik dengan corak beragam.
Seperti Lubuk Linggau, Pagaralam, Muara Enim, Prabumulih, Banyuasin, Palembang, PALI, Mura, dan Muratara.
Motif Bunga Kangkung dari OKU, yang direncanakan akan dipatenkan, menjadi perhatian khusus.
Motif Bunga Kangkung ini sendiri telah dimodifikasi untuk dapat dikembangkan tidak hanya melalui batik tulis, tetapi juga melalui batik cap.
Diharapkan, para pelaku usaha dan UMKM di OKU akan turut serta dalam mengembangkan dan mempopulerkan batik khas daerah ini.
Selain keberagaman motif, diketahui bahwa motif ukir khas OKU telah disahkan melalui peraturan daerah OKU Nomor 15 Tahun 2012.
Motif ini mencerminkan budaya asli OKU, dengan simbol seperti pucuk rebung bambu, yang menggambarkan semangat untuk tumbuh, berkembang, dan maju dalam segala aspek kehidupan, termasuk pertanian, perdagangan, dan kebudayaan.
Motif Bunga Matahari pada batik OKU memiliki filosofi yang mendalam, mewakili matahari sebagai sumber kehidupan yang selalu muncul dari Timur.
Sebagai masyarakat yang bersemangat dan selalu berpikir positif, OKU berkomitmen untuk membangun kabupaten dengan tekad yang kuat.
Sedangkan motif Bunga Kangkung, tanaman yang dapat tumbuh di mana saja, menjadi simbol adaptasi dan kerjasama masyarakat OKU dengan lingkungan di sekitarnya.
Hal ini menciptakan identitas unik dan membanggakan bagi OKU, memperkuat keberlanjutan warisan budaya mereka melalui seni membatik yang khas.