SUMATERAEKSRES.ID - Sumateraekspres.id mengajak pembaca akan mengenal lebih dekat senjata tradisional dari kota Palembang yang memiliki keunikan tersendiri, yaitu Siwar Candi Welang.
Senjata ini mirip dengan keris, tetapi tidak sepenuhnya serupa, dan masuk dalam kategori tosan aji.
Siwar, senjata yang berasal dari Sumatera Selatan ini, memiliki bentuk seperti bulu ayam, kuku bima, atau cakar macan.
Senjata tikam genggam berukuran kecil ini, berkisar antara 15 hingga 30 cm, dan dilengkapi dengan mata tajam. Keunikannya terletak pada punggung yang tebal, menjadikannya sulit patah dan meruncing di ujungnya.
BACA JUGA:Asal Usul Penyebutan Keris di Dunia Tosan Aji, Ternyata Begini Sejarahnya
BACA JUGA:Naga Kikik, Keris Jimatan yang Paling Mematikan di Nusantara!
Meskipun mirip dengan rencong dan tumbuk lada, Siwar memiliki perbedaan signifikan. Bilahnya lebih panjang, lebih berat, dan memiliki ricikan yang sangat berbeda.
Yang membuat Siwar unik adalah pembuatannya menggunakan besi pulosan atau besi tosan aji dengan seni lipat tingkat tinggi.
Siwar tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga memiliki beragam pamor di bilahnya, menambah kecantikan dan mendalamkan filosofi senjata ini.
Ricikan Siwar hampir serupa dengan keris dari pulau Jawa, dengan variasi dari Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, dan Filipina selatan.
BACA JUGA:Mengenal Keris Putut Sajen: Keris yang Hanya Dipakai Sekali dan Langsung Dilarung atau Ditanam!
BACA JUGA:Keris Kyai Carubuk, Pusaka Ageman Sunan Kalijogo yang Menyulut Islamisasi Pulau Jawa
Keberadaan Siwar tidak terlepas dari konteks sejarahnya. Pada masa lalu, senjata ini muncul sebagai hasil dari perpaduan budaya.
Tidak jarang Siwar memiliki kinatah emas di bagian bawah bilahnya. Siwar yang paling dicari oleh para kolektor adalah yang diproduksi pada masa Kesultanan Palembang Darusalam.
Pada masa itu, banyak empu maestro dari pulau Jawa yang hijrah dari Kesultanan Demak ke Kesultanan Palembang pada abad ke-15 hingga ke-17.