Meskipun asalnya berasal dari wayang kulit yang ada di Pulau Jawa, namun pada waktu pementasan tidak menggunakan bahasa Jawa sebagaimana wayang kulit di Jawa dan Bali.
Akan tetapi, sesuai namanya tadi, maka wayang kulit Palembang ini di saat pementasan menggunakan bahasa Melayu Palembang.
BACA JUGA:Inilah Manfaat Luar Biasa dari Berenang, Salah Satu Olahraga yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW
BACA JUGA:Mengapa Burung Berkicau Bisa Membuat Lebih Tenang dan Bahagia? Ini Penjelasan Ilmiahnya!
Sehingga hal ini yang membuat perbedaan antara wayang kulit di Jawa dan wayang kulit di Palembang yakni di bahasa.
3. Dalang atau pemain wayang kulit yang minim
Setelah berbeda di bahasa yang digunakan saat tampil, perbedaan lain antara wayang di Jawa dan Palembang ini terletak kepada dalang atau pelestari.
Dimana kalau di Jawa sendiri, pelestariannya sangat masif hingga anak-anak usia dini sudah diajarkan dan jua dikenalkan dengan wayang, berbeda di Kota Palembang.
BACA JUGA:5 Kebiasaan yang Bikin Rambut Rapuh dan Bercabang! Yuk, Tinggalkan Mulai Sekarang
BACA JUGA:5 Olahraga yang Tidak Cocok untuk Penderita Penyakit Jantung, Apa Saja?
Yang mana keberadaanya juga hampir punah, karena pelestarinya ini terus menurun dan stagnan.
Bahkan untuk sekarang ini, dalang ataupun pelestari atau pemain wayang kulit di Kota Palembang tinggal seorang atau generasi terakhir pewaris wayang kulit Palembang yakni Kgs Wirawan Rusdi.
Dimana aktifitas mendalang tersebut, dilakukannya hanyalah sambilan di sela-sela dirinya cari nafkah bagi keluarganya.
Dimana, hasil dari dalang wayang tadi tidak mampu dijadikan mata pencaharian pokok.
Salah satunya karena sedikit sekali panggilan manggung ataupun mentas.
4. Tidak Gunakan Suluk