PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Bila di pulau Jawa memiliki wayang kulit dan di Jawa Barat terdapat wayang golek, maka di Kota Palembang juga mempunyai wayang kulit bercirikan Palembang.
Namun demikian, wayang kulit di Palembang saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan dan nyaris punah akibat minimnya pelestari dan penggiat wayang kulit tersebut.
Bahkan saat ini, wayang kulit Palembang hanya menyisakan satu dalang saja yakni, Kgs Wirawan Rusdi yang tinggal dan menetap di Lr Cek Latah Kelurahan 36 Ilir Kecamatan Gandus.
Walaupun terdapat kesamaan dari bentuk dan lakon pewayangan yang ada di antara wayang kulit yang di Jawa dan Palembang, namun juga ada perbedaan yang sangatlah mencolok dari kedua wayang tersebut.
BACA JUGA:Tau Gak? Nama Plaju Ternyata Diambil dari Nama Benda Ini Loh!
BACA JUGA:Mengenal Keris Singo Barong, Dapur Keris Paling Dicari yang Memiliki Tuah dan Filosofi Luar Biasa!
Dari sejarahnya, wayang kulit Palembang sendiri masuk dan berkembang di Kota Palembang sejak beberapa ratus tahun silam.
Berikut ini beberapa hal yang membedakan dan jua fakta wayang kulit Palembang dari wayang kulit di Jawa.
Masyarakat umum dan pelajar saat mengikuti sesi belajar mengenal seni wayang kulit Palembang di Museum SMB II Palembang. -Foto: Budiman/Sumateraekspres.id-
1. Wayang Kulit Palembang mengadopsi wayang kulit di Jawa
Dalam sejarahnya, wayang kulit Palembang ini sejak awal dipercaya berasal dari Jawa dan mengadaptasi budaya dan tradisi yang ada di Kota Palembang.
BACA JUGA:Merawat Akar Budaya, Warga Mura Berkomitmen Lestarikan Wayang Kulit
BACA JUGA:Hendak Nonton Wayang, Apriyadi Pilih Setop dan Tenangkan Warga di Lokasi Kebakaran
Oleh karena itulah, wayang Palembang dan wayang di Jawa dan Bali ini memiliki beberapa kesamaan dan spesifik tersebut.
2. Wayang Palembang memakai bahasa Melayu Palembang.