Jika telur tampak pecah-pecah atau tampak berlendir atau bertepung di bagian luar, kemungkinan besar telur tersebut terkontaminasi bakteri atau jamur.
Retakan pada cangkang telur membuat telur lebih rentan terhadap infeksi patogen.
Oleh karena itu, sebaiknya jangan makan telur yang cangkangnya pecah-pecah.
Namun, jika Anda mengetahui kapan dan bagaimana retakan terjadi, Anda dapat memecahkan telur ke dalam wadah dengan penutup yang rapat, menyimpannya di lemari es, dan menggunakannya dalam waktu dua hari.
2. Merendam telur dalam air
Rahasia terbaik untuk menentukan kesegaran telur adalah dengan melihat apakah telur tenggelam saat Anda merendamnya dalam air.
Dalam hal ini, cukup isi gelas atau mangkuk dengan air dingin dan celupkan telur ke dalamnya.
Bila telur tenggelam ke dasar dan tergeletak pada waktu direndam, berarti telur masih segar. Sebaliknya jika telur tenggelam namun tertinggal di salah satu ujung dasar gelas atau mangkuk, berarti telur tersebut sudah tidak segar lagi namun masih bisa dimakan.
Jika telur mengapung ke atas berarti sudah tidak segar lagi dan mungkin busuk serta tidak layak untuk dikonsumsi.
Teori ini didasarkan pada fakta bahwa cangkang telur bersifat semipermeabel, artinya udara dapat melewatinya.
Semakin tua telur, semakin banyak udara yang masuk ke dalam cangkang. Ini akan membuat telur bisa mengapung.
Telur mengapung karena mengeluarkan gas, dan proses ini menandakan telur tersebut busuk.
3. Kocok Telur
Cara lain untuk membedakan telur segar dan telur busuk adalah dengan mengocoknya. Cukup pegang telurnya, dekatkan ke telinga Anda, lalu kocok.
Jika Anda mendengar cairan mengalir di dalam telur, mungkin cairan tersebut sudah tua dan telur mungkin busuk.
Bunyi telur ketika dikocok menandakan kuning telur sudah tua dan encer.
Seiring bertambahnya usia telur, kuning telur menyerap air dari putih telur sehingga menyebabkan kuning telur kehilangan bentuknya.