Bermodal Rp30 Ribu, Jembatan Hasil Pampasan Jepang Tetap Berdiri Megah

Sabtu 20 Jan 2024 - 18:43 WIB
Reporter : agustina
Editor : Irfan Sumeks

Dana yang digunakan untuk pembangunan jembatan Ampera kala itu Rp30 ribu.  ”Yang dikatakan modal awal Rp30 ribu itu harus dilihat pada tahun 1956-1957 , dan tentunya uang kita itu mengalami inflasi sampai dengan sekarang,” Ujarnya.

Selesai di bangun dan akhirnya diresmikan pada 1965, jembatan Ampera ini menjadi yang termegah serta kebanggaan, apalagi kalau itu 2 tower jembatan masih dapat di naik turunkan hingga tahun 1970.

”Sampai sekarang jembatan Ampera tetap menjadi branding kota Palembang, bahkan ketika memperlihatkan miniatur atau gambar jembatan Ampera orang pasti sudah tau, bahwa itu Palembang. Sebagai jembatan pertama, Ampera menjadi sangat monumental bagi kita,” Imbuhnya.

Nah, keberadaan jembatan Ampera saat ini sudah menjadi salah satu cagar budaya yang di miliki kota Palembang.

Namun, pemerintah melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V sudah sejak tahun lalu melakukan revitalisasi di tower jembatan Ampera diantara nya dengan pemasangan lift baru, dan juga perapian tower, pemasangan kursi, dan lampu.

Walaupun begitu dari BBPJN V menegaskan revitalisasi ini sudah berkoordinasi dengan tim cagar budaya, dan memastikan tidak merubah aslinya atau merusak cagar budaya.

Farida mengatakan, terkait hal ini berdasarkan UU Cagar Budaya Nomor 11/2010 yang namanya cagar budaya, benda cagar budaya, dan kawasan cagar budaya tidak boleh di otak atik tanpa di dahului dengan kajian, mau sekecil apapun perubahan nya. 

”Prinsip cagar budaya itu tidak boleh berubah. Misal benda cagar budaya berbentuk rumah mengalami kerusakan, maka perbaikannya harus dengan mencari dan diupayakan sama persis atau mirip betul dengan aslinya baik itu bahan baku, warna bentuk harus seusia yang lama,” pungkasnya.  (Tin)

Kategori :