SUMATERAEKSPRES.ID - Jembatan Ampera, Icon kota Palembang yang menghubungkan antara wilayah Ulu dan Ilir Kota Palembang.
Jembatan ini tetap megah tak lekang zaman, cerita sejarah, hingga perkembangan nya kinipun selalu menarik perhatian.
Bagi masyarakat lokal jembatan Ampera memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya mempermudah mobilisasi antara wilayah ulu dan Ilir yang di pisahkan sungai Musi.
Kemudian bagi wisatawan baik nusantara ataupun mancanegara akan terasa tidak lengkap jika belum mengunjungi jembatan yang dibangun usai masa penjajahan itu.
BACA JUGA:WOW! Gagahnya Emak-emak Ini, Bonceng 7 Bawa Bocah Lewat Jembatan Ampera, Tanpa Helm Lagi!
BACA JUGA:Urung Ada Resto Jembatan Ampera, Hanya untuk Menikmati Pemandangan, Buka Resto
Sejarawan, Farida Wargadalem mengatakan, Jembatan Ampera di resmikan pada tahun 1965 dan merupakan jembatan pertama yang terbesar dan terpanjang sejak Indonesia merdeka.
”Setelah 25 tahun Indonesia terlepas dari penjajah, akhirnya dapat memiliki jembatan yang menjadi kebangaan bagi kita masyarakat Palembang, Sumatera Selatan dan secara luas bangsa Indonesia,” jelasnya.
Jembatan Ampera dibangun dari dana pampasan perang Jepang. Walaupun baru dapat terealisasi usai merdeka, pembangunan jembatan Ampera sudah ada keinginan sejak abad 20. ”Ketika masa pemerintahan hamente (kota praja) 1906 itu melihat bahwa sungai Musi sungai yang besar dan terpanjang di Sumatera,” Ujarnya.
Sebelum diresmikannya jembatan Ampera, masyarakat yang ingin bermobilitas antara ke ulu dan ilir masih menggunakan perahu, atau ada juga ponton (alat penyebrangan khusus yang ada di sekitar daerah Pusri).
BACA JUGA:Jembatan Ampera Tutup 3 Jam, Matikan Lampu Penerangan Tempat Wisata
”Ketika itu kita biasa berlalu lalang menggunakan perahu, dan sekarang pun sebenarnya masih walaupun kondisinya sudah tidak seperti dulu lagi,” Katanya.
Mengenai dana pembangunan jembatan Ampera yang dari Pampasan perang Jepang. ”Kita merdeka tahun 1945 dari Jepang sebagai penjajah terakhir di kota Palembang dan juga Indonesia. Kita dapat pampasan perang yang dibangunkan jembatan Ampera ini,” Jelasnya.
Ini juga tidak lepas dari negosiasi setelah perang Oleh Tokoh-tokoh dari Sumatera Selatan, Palembang, Seperti Harun Sobar, AK. Gani, A. Rozak, dll bagaimana Palembang punya jembatan yang sudah du impikan sejak abad ke 20.
”Hasil negosiasi para tokoh - tokoh kita dengan tokoh - tokoh dipusat khusus nya presiden Soekarno maka diwujudkan upaya pembangunan itu pada 1957,” ulasnya.