PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Penyakit autoimun dan alergi terus bertambah penderitanya dari waktu ke waktu. Untuk prevelansi autoimun, satu dari 10 orang menderita penyakit ini. Sedangkan alergi, sudah muncul berbagai jenis manifestasi penyakit ini, seperti asma, rinitis alergi, alergi obat dan makanan.
Divisi Reumatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang, dr Muhammad Reagan MKes SpPD K-R, mengatakan, alergi dan autoimun telah lama menjadi permasalahan kesehatan di masyarakat.
“Masih banyak yang belum mengetahui apakah alergi dan autoimun tersebut. Kedua penyakit ini terkait dengan sistem imun atau kekebalan tubuh," jelas dokter yang juga dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri) itu, kemarin.
Lebih jauh dijelaskannya, alergi merupakan suatu respon yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat asing dari luar tubuh. Sementara autoimun merupakan respon dari sistem kekebalan tubuh terhadap sel dan jaringan tubuh yang sehat.
BACA JUGA:SUKURIN! 20 Mobil Parkir Sembarangan di RSMH Berujung Penggembosan
BACA JUGA:Dul Muluk RSMH: Cara Unik Jajaran Direksi Sampaikan Rencana Kerja Strategis Tahunan
Mekanisme sistem pertahanan tubuh yang mengatur proses deteksi penyakit ini diketahui cukup beragam, bahkan masih menjadi misteri. Karena masih banyak yang belum diketahui dan terus menjadi penelitian di dunia kedokteran.
"Tubuh kita sensitif terhadap partikel atau zat tertentu di lingkungan, sehingga menimbulkan berbagai respon," ucap dr Reagan. Pada kasus alergi, sistem kekebalan tubuh mengenali antigen atau zat asing dari luar tubuh yang tidak berbahaya. Misalnya, komponen dari protein pada makanan seperti kacang-kacangan yang disebut juga alergen.
“Sedangkan dalam autoimun, sistem imun menyerang sel atau jaringan pada tubuh yang mengekspresikan antigen yang dianggap asing dari bagian tubuh itu sendiri," bebernya. Pada sistem imun tubuh dikenali salah satunya sel mast dan antibodi IgE, yang berperan penting dalam respon alergi.
Sementara sel T atau sel B yang berperan dalam terjadinya autoimun. "Sistem imun tubuh kita mampu mengenali antigen asing. Selanjutnya, kekebalan yang telah terbentuk tersebut dapat diperoleh berdasarkan memori sehingga sistem kekebalannya dapat membedakan mana yang asing atau bagian dari tubuh yang normal," kata dr Reagan.
BACA JUGA:RSMH Sediakan Layanan Gangguan Jiwa bagi Caleg Gagal
BACA JUGA:Ubah Image, RSMH Diinginkan, Bukan Sekadar Dibutuhkan
Namun, karena kondisi genetik atau alasan lain yang masih belum banyak diketahui, maka sistem imun tubuh menyerang sel-sel atau jaringannya itu sendiri. Saat ini, penyakit tersebut diketahui sebagai kelompok penyakit autoimun. Seperti Rheumatoid Arthritis (RA), Lupus (SLE), penyakit Graves, polimyositis, dan lainnya.
"Alergi dapat terjadi pada banyak organ, tapi paling sering contohnya bermanifestasi pada kulit dan mukosa. Begitu pula autoimun, dapat bermanifestasi pada banyak organ yang terkena," terangnya lagi.
Persamaan gejala umumnya antara alergi dan autoimun adalah gejala kelelahan dan gatal pada kulit. Dapat menyebabkan ruam kemerahan atau pembengkakan yang terjadi akibat respon inflamasi. Namun penyebab ini bukanlah karena infeksi.