SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Banjir di wilayah Musi Rawas (Mura) makan korban jiwa. Seorang warga yang sempat dikabarkan hanyut di Muara Lakitan akhirnya ditemukan. Dalam kondisi tak bernyawa. Kapolsek Muara Kelingi Iptu Kosim dan anggotanya ikut melakukan evakuasi terhadap korban yang tenggelam di Desa Bingin Jungut.
Identitas korban, Qresia Indri (13), pelajar kelas 1 MTs Negeri Muara Kelingi. Korban tenggelam saat berenang di area banjir, Minggu (15/1) pukul 10.50 WIB. Kemarin, jasad remaja asal Dusun 1 Desa Beringin Jungut Mura itu ditemukan.
Ayah korban, Bayu (40), membuat surat pernyataan kepada Kapolsek Muara Kelingi tidak ingin jenazah anaknya diautopsi. Sementara, di Kabupaten Muratara, sebagian wilayah di tiga kecamaan yakni Rupit, Karang Dapo dan Rawas Ilir masih terendam. Ketinggian air bervariasi, sekitar 2-3 meter.
Rizal, warga Desa Lawang Agung, Muratara, mengungkapkan, banjir sempat surut. Sebagian warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah mereka dan bersih-bersih. Namun, hujan deras Minggu malam kembali membuat Sungai Rawas meluap. "Jadi banjir lagi," katanya. Senin dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB, sejumlah warga dari Desa Lawang Agung kembali mendatangi tempat pengungsian.
BACA JUGA:Khawatir Logistik Terdampak Banjir
BACA JUGA:Relawan HTC Bantu Warga Terdampak Banjir
"Termasuk aku. Padahal sudah beres-beres rumah, banjir masuk lagi," ucap Rizal. Ia mendapat informasi ada bukit longsor di ujung kawasan Kuto Tanjung, Ulu Rawas. Longsoran itu menutupi aliran sungai.
“Takutnya kalau hujan lagi di ulu, sungai yang terbendung itu jebol, ilir banjir," beber dia. Informasi adanya longsor yang menutupi aliran Sungai Rawas di Ulu Rawas dibenarkan Wakil Bupati Muratara, H Innayatullah.
Informasi yang dihimpun, sungai yang terbendung di wilayah ulu sudah membentuk genangan air sepanjang 1 km. "Kita harap tidak terjadi lagi banjir susulan. Seingat saya banjir besar terakhir itu 1982. Artinya sudah 40 tahun tidak terjadi fenomena seperti ini," bebernya.
Dia menilai, ini banjir paling parah di Muratara. Selain 8 jembatan putus, akses jalan rusak, tiang listrik roboh, 38 sekolah terendam, 40 pusat kesehatan juga terendam. Sekitar 20 ribu KK terisolir.
"Warga tidak bisa aktivitas secara normal, mau berkebun banjir, mau ke pasar banjir, mau masak dapurnya sudah terendam. Jadi kami upayakan membangun dapur umum di 6 wilayah kecamatan dan pada tiap desa yang terdampak," jelas dia.
BACA JUGA:Dandim 0406 Distribusikan Bantuan Logistik Korban Banjir di Muratara, Ini Harapannya!
Di rumah dinas wakil bupati, ada 30 KK yang ditampungnya. “Kasihan anak-anak terendam air, warga yang rumahnya aman dari banjir menampung saudara mereka yang kebanjiran," jelasnya.
Seluruh pejabat di Pemda Muratara dan pegawai PNS diberikan tugas masing-masing untuk membawahi posko-posko dapur umum yang sudah didirikan. Bupati Muratara H Devi Suhartoni terpantau terus melakukan monitoring ke sejumlah wilayah terdampak menggunakan perahu sekoci. Ia memastikan penyaluran logistik, mengecek kesehatan warga dan memantau sejumlah aset fasilitas umun yang rusak.