PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Selama ini imunisasi menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan “vaksin” untuk merangsang sistem imun agar membentuk zat antibodi di dalam tubuh.
Bahkan imunisasi dasar ini sudah diwajibkan bagi bayi sejak lahir, mulai dari hepatitis, polio, BCG, DPT, dan lainnya. Jadwal imunisasi pun telah ditentukan oleh Kemenkes dan IDAI.
Jadwal imunisasi ini dilakukan sejak usia anak 0 sampai 18 tahun (lihat grafis). Tapi memang, untuk beberapa kasus efek samping imunisasi dasar lengkap yang menyertai. Kendati selama ini rata-rata efek samping akibat imunisasi ini adalah ruam, demam ringan, dan nyeri di area suntikan.
Tak menutup kemungkinan vaksin bisa menyebabkan efek samping berat, seperti alergi hingga anafilaksis walau jarang terjadi.
BACA JUGA:Covid Muncul, Dinkes Palembang Ajukan 4 Ribu Dosis Vaksin
BACA JUGA:Mahasiswa Bali Siap Jadi Garda Terdepan Pilpres Sekali Putaran 2024, Ini Alasannya
Pada kasus bayi Adibah Huba Azzahra yang meninggal dengan dugaan usai menerima imunisasi Hepatitis B0 di Puskesmas Pembina Jl Ahmad Yani, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, Yudi Setiawan mengaku tim Dinkes Palembang, Provinsi Sumsel, Komisi Daerah KIPI Sumsel, RSUD Bari, PKM Pembina, dan Komnas KIPI telah melakukan audit Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
“Hasil audit itu pun sudah keluar dan kami telah menerima laporan atas kejadian tersebut. Hasilnya kematian bayi tidak ada hubungannya dengan pemberian vaksinasi di puskesmas," terang Yudi.
Konsultan Respirologi Anak di RSUP dr Mohammad Hoesin sekaligus Pengurus UKK Respirologi IDAI dan Anggota IDAI Cabang Sumatera Selatan (Sumsel), dr Fifi Sofiah SpA (K) menerangkan imunisasi bagi bayi dan anak sebenarnya untuk melindungi tubuh bayi atau anak dari serangan dan ancaman bakteri/virus penyakit tertentu, mencegah anak dari tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri/virus.
Bahkan imunisasi meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit tertentu dan meningkatkan status kesehatan bayi atau anak yang berdampak pada kualitas tumbuh kembang dan produktivitas sumber daya manusia di masa depan. "Imunisasi juga mengurangi dan menghilangkan kecemasan anak tertular penyakit berbahaya sehingga merasa lebih yakin, anak-anak akan menjalani proses tumbuh kembangnya dengan sehat dan aman serta terbukti memberikan perlindungan secara cepat, aman dan sangat efektif karena relatif murah dibandingkan biaya bila anak sakit," jelasnya.
BACA JUGA:Cegah Penyebaran Covid, Dinkes Sumsel Ajukan Permintaan 1.700 Vial Vaksin
BACA JUGA:Kasus Covid Muncul Lagi, Temukan 2 Kasus Baru, Dinkes Mulai Minta Vaksin
Setiap bayi atau anak diberikan vaksin sesuai jadwal yang telah ditentukan supaya vaksin mampu memberikan perlindungan dan kekebalan optimal. "Nah untuk vaksin Hepatitis B memang dimulai sejak bayi lahir atau disebut sebagai Hepatitis B 0 (HB0), yang diberikan sesegera mungkin setelah bayi lahir hingga usia 7 hari," jelasnya.
Dikatakan, virus hepatitis B merupakan penyebab utama penyakit hati yang serius, termasuk kanker hati dan sirosis (jaringan parut pada hati yang mencegah hati bekerja dengan baik), sehingga perlu diberikan vaksin hepatitis B untuk mencegah penyakit hati yang parah yang dapat berkembang ketika anak-anak.
"Namun memang, seperti halnya vaksin lain, vaksin hepatitis ini juga memiliki potensi untuk menyebabkan efek samping. Umumnya efek samping sangat jarang terjadi, biasanya demam atau nyeri ringan dan hanya berlangsung selama 1-2 hari," urainya. Efek samping ini tergolong normal karena terjadi sebagai bentuk respon tubuh dalam mengenali antigen yang terdapat dalam vaksin dan pembentukan kekebalan baru.