Ketika delegasi MER-C datang lagi, untuk bertemu Menkes Palestina di Gaza, sang menteri berkomentar: "ternyata kalian ini serius ya?" Itu ditirukan oleh dokter Ben kepada saya Sabtu lalu.
BACA JUGA:Ikut Sendiri
BACA JUGA:Ikut Semut
Begitulah. Tanah disediakan di Gaza utara. Sekitar 3 km dari perbatasan utara dengan Israel. Luasnya 1,6 hektare. Sangat besar.
Maka MER-C pun harus membangun RS dengan ukuran besar pula: bangunannya 9.000 m2. Mulailah dibuatkan desain. Ada alumni arsitektur ITS Surabaya yang jadi relawan. Ir Rizal Syarifuddin.
Ide Rizal bagus sekali. Rumah sakit itu ia bentuk segi enam. Seperti bangunan Dome of Rock di kompleks Masjid Al Aqsha.
Sekilas juga tampak seperti bangunan kementerian pertahanan Amerika Serikat, Pentagon. Bedanya, Anda sudah tahu, Pentagon bersegi delapan.
BACA JUGA:Ikut Tidur
BACA JUGA:Ikut Muda
Sampai tahap ini MER-C belum punya uang. Maka pengurus melakukan road show ke media-media di Jakarta: Republika, Rakyat Merdeka, dan stasiun televisi. Sambutan dari media: dingin. Tidak jadi berita keesokan harinya.
Cara lain pun mulai dijajaki: lewat masjid-masjid. "Saya sendiri sampai minta untuk bisa khotbah salat Jumat di Plaza Indonesia," ujar dokter Ben.
"Padahal saya jarang sekali khotbah" tambahnya. "Mungkin itu khotbah ketiga saya," katanya. Mulailah dapat uang sedikit-sedikit.
Lalu MER-C berani mengadakan tender konstruksi. Baru kerangkanya saja. Untuk M&E, finishing, dan peralatannya belum dipikirkan.
BACA JUGA:Ikut Cucu
BACA JUGA:Coblos Kapan
Sistem pengerjaannya: kontraktor membangun kerangka dulu. Kalau sudah mencapai sekian persen baru dilakukan pembayaran. Kontraktor pun ditunjuk. Orang Gaza. Belum ada uang.