*Kunker Komisi V DPRD Sumsel ke Kemenkes
PALEMBANG – Persoalan antrean panjang pasien diwakili botol, batu bata, hingga helm di poli rehabilitasi medik RSMH dibawa Komisi V DPRD Sumsel dalam kunjungan kerja ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.“Malah antrean terjadi sejak subuh. Itu dilakukan karena pendaftaran pasien dilakukan secara offline,” tutur Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs Syaiful Padli ST, Minggu (5/2).Dalam kunjungan ke Kemenkes, Syaiful didampingi Wakil Ketua DPRD Sumsel, H Muchendi Mahzareki. Mereka diterima Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Direktorat Pelayanan Primer, dr Yanti Herman MHKes. Syaiful mengatakan, masalah ini jadi perhatian serius karena rumah sakit milik pemerintah pusat itu merupakan yang terbesar dan jadi rujukan dari beberapa provinsi. “Kita sadari, sebagai rumah sakit penampung pasien dari beberapa wilayah regional, membuat beban yang dihadapi RSMH luar biasa. Jadi rumah sakit andalan,” tuturnya.
Untuk itu, DPRD Sumsel menyarankan agar beban RSMH dibagi dengan rumah sakit lain. “Pemerintah juga harus menyiapkan alat dan SDM untuk rumah sakit lain. Sehingga tidak menumpuk semua di sana,” jelasnya.Untuk itu, pihaknya mendorong manajemen RSMH membawa persoalan itu ke jenjang lebih tinggi. “Kita berharap apa yang selama ini dialami RSMH dapat dicaarikan solusinya. Sehingga pasien yang berobat tidak lagi antre berlama-lama. Jangan ada lagi keluhan," pungkasnya.
Sebelumnya, pascavideo antrean diwakili barang-barang itu viral, Direktur Utama RSMH Palembang, Dr. Siti Khalimah, SP. KJ. MARS menegaskan, untuk antrean di poli rehabilitasi medik mulai diberlakukan online. Terhitung 23 Januari 2023.“Semua layanan poli kami sudah online pendaftarannya, kebetulan rehab medik terakhir," jelasnya. Dikatakan, saat ini ada keterbatasan tenaga okupasi terapis. Satu pasien perlu waktu 40 menit. "Jadi sementara kami batasi dulu 24 pasien per hari, sambil berupaya mencari tenaga okupasi terapis tambahan,” jelasnya. (iolnni/air)
Kategori :