INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Diatas lahan seluas 2.500 m-2 tak jauh dari rumahnya, Hariyadi warga Desa Tanjung Seteko, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir menanam tanaman mentimun. Tanaman tersebut kini sudah berusia sekitar 20 hari setelah tanam.
Lahan tersebut berada tepat di pekarangan depan rumahnya. Dirinya memilih menanam tanaman mentimun karena atas beberapa pertimbangan. ‘’Sekarang kan sudah masuk musim penghujan, jadi bagus untuk tanam mentimun. Ketersediaan air hujan, Insya Allah aman untuk tanaman timun," ujar Hariyadi.
Lahan mentimun tersebut sudah rapi. Sudah dilengkapi mulsa untuk mencegah tumbuhan liar tumbuh. Tak hanya itu ada bambu yang digunakan sebagai media rambatan mentimun. ‘’Saya memang setiap tahunnya selalu menanam mentimun,’’ ujarnya.
Menanam menimun, lanjutnya, cukup menguntungkan. Meskipun terkadang harga mentimun di pasaran juga rentan jatuh dari keadaan normal. "Tanam timun ini ya susah- susah gampang. Serangannya paling utama itu dari ulat penggerek, hama itu makan pucuk dan daun. Jadi kalau ada serangan hama, perlu di obati dengan rutin penyemprotan," tukasnya.
BACA JUGA:6 Alasan Mengapa Mentimun Kaya Manfaat, Nomor 4 Banyak Disukai Perempuan
BACA JUGA:Kamu Perlu Makan Mentimun, Jika Merasakan Ini
Tetapi jika serangan hama dapat dicegah, tanaman timun dapat memberikan keuntungan yang bagus. "Kalau harga di petani itu paling rendah bisa Rp1.000 atau Rp1.500 per kg, tergantung kondisi harga dan kebutuhan pasar. Kalau lagi stok kosong, harga bisa lebih dari itu," sebutnya.
Usia panen timun pun tak terlalu lama. Hanya butuh waktu sekitar 40 - 50 hari setelah tanam. Jika sudah mulai stabil, timun akan terus berbunga dan menghasilkan buah. "Kalau pengalaman yang sudah-sudah, sekali panen bisa 200 - 300 kg. Enaknya timun itu bisa panen setiap hari, tumbuhnya cepat dan bobotnya cepat terisi. Rata-rata kami jual yang isi sekilonya 6-7 timun, kalau terlalu besar tidak laku di pasaran. Jadi rata-rata yang ukuran sedang seperti itu," pungkasnya. (dik)