INDRALAYA , SUMATERAEKSPRES.ID - Walang sangit (Leptcorisa oratorius) merupakan salah satu serangga pengganggu atau hama yang sering merusak tanaman padi.
Walang sangit menyerang dengan cara menghisap cairan bulir padi yang menyebabkan bulir menjadi tidak berisi.
BACA JUGA:Rutin Penyiangan Gulma, Cegah Hama Tanaman
BACA JUGA:Ini Manfaat Petani Jika Memanfaatkan Tanaman Sela
Gejala serangan dapat dilihat secara kasat mata. Cirinya ada bintik hitam pada bulir padi. Bintik hitam ini merupakan tusukan walang sangit.
Serangan yang berat dapat menyebabkan turunnya hasil produksi tanaman.
Petugas POPT, Desi Dwi Juliana, SP melaksanakan monitoring Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada pertanaman padi.
Monitoring dilakukan di Desa Tanjung Sejaro Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Di Desa Tanjung Sejaro tersebut, petugas melaksanakan monitoring pada hamparan 30 Ha dengan umur tanaman padi 45-100 hari setelah tanam. Varietas yang ditanam adalah Ciheranga, Inpari 32 dan Lokal.
''Hasil pengamatan yang kita lakukan, OPT yang ditemukan yaitu Walang Sangit dengan luas serangan 1 Ha intensitas 2,8 persen," jelasnya.
Di lahan tersebut, terdapat musuh alami walang sangit yang ditemukan yaitu Laba-laba dan Capung.
''Mencegah semakin meluasnya serangan hama walang sangit terhadap tanaman padi, kita memberikan rekomendasi kepada petani untuk melakukan langkah pencegahan,'' ujarnya.
Petani dapat melakukan pemasangan perangkap Walang Sangit dari botol bekas air mineral.
Gunakan umpan bangkai Keong Mas atau terasi. ''Hama walang sangit sangat tertarik pada bau busuk atau bau bangkai,'' katanya.
Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan walang sangit menggunakan perangkap kemudian memusnahkannya.