PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Saat sekolah, orangtua mulai disibukkan dengan kegiatan antar jemput sekolah. Bagaimana jika orang tua terlambat menjemput anak? Banyak hal yang harus diajarkan pada anak untuk mencegah kasus penculikan anak.
Anak hilang atau diculik merupakan ketakutan luar biasa pada orang tua. Karenanya berbagai upaya dilakukan orang tua agar hal tersebut tak terjadi pada si buah hati. Mulai dari antar jemput sendiri hingga meminta bantuan orang yang dipercaya untuk menjaga sang anak.
BACA JUGA:Penting Dicoba! Psikolog Bagikan Tips Mencegah Penculikan Anak
BACA JUGA:Warga Jangan Panik, Video Percobaan Penculikan di Kayuagung Ternyata Hoax
Seperti Sari (32). Ibu dari satu anak ini tak bisa membiarkan anaknya ke sekolah seorang diri. Karena dirinya kerja, Sari pun harus meminta bantuan orang untuk antar jemput si buah hati. "Saya juga minta agar si mbak tetap memantau kegiatan adek," ujar Sari.
BACA JUGA:Dramatis! Anak Ini Lolos Dari Penculikan Usai Gigit Tangan Pelakunya
BACA JUGA:Hoax, Polisi : Kabar Penculikan Anak di Lubuklinggau Tidak Benar
Tak hanya itu, dia pun mewanti-wanti sang anak agar lebih hati-hati di sekolah. "Saya selalu ingatkan agar si adek jangan mudah percaya sama orang yang baru dikenal," katanya.
Sari juga selalu berkoordinasi dengan guru kelas.
"Karena saya kerja jadi saya selalu bertanya pada guru kelas soal kondisi anak saya. Apakah sudah dijemput atau belum. Pokoknya saya berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga si adek," ujarnya.
Senada dikatakan Ningrum, ibu dua anak. Hampir setiap hari dia mengantar dan menjemput sang buah hati. Memang sekolah anaknya tak jauh dari rumah, tetapi harus menyeberang jalan. ‘’Karenanya setiap pagi dan siang saya selalu berusaha untuk mengantar dan menjemput sekolah anak,’’ ujarnya.
Dirinya belum tenang sebelum melihat anaknya di dalam kelas. ‘’Jika sudah didalam kelas barulah saya pulang. Saya harus membantu anak saya menyeberang jalan agar selamat. Apalagi saat pagi kendaraan yang melintas cukup padat,’’ ujarnya.
Sementara itu, Dr Anrilia Ema M N, SPsi MEd, psikolog Magna Penta Consulting, RS Hermina dan RSUD Siti Fatimah mengatakan, setiap orang tua perlu memberikan batasan kepada anak-anak ke mana saja mereka boleh pergi.
Namun tetap pada pengawas. "Awasi mereka di tempat-tempat seperti mal, bioskop, taman, kamar mandi umum, atau sekadar bermain di sekitar rumah sekalipun. Bagi anak yang berusia lebih kecil, jangan pernah meninggalkannya sendirian di mobil atau kereta dorong, meskipun hanya sebentar,"ujarnya.
Selain itu, sebelum mempekerjakan pengasuh anak, pastikan ayah dan ibu sudah mengetahui rekam jejak pengasuh tersebut. "Bila ibu telah mempekerjakan seseorang untuk menjemput anak-anak dari sekolah atau tempat penitipan anak, diskusikan pengaturan sebelumnya dengan anak-anak bersama dengan sekolah atau pusat penitipan anak," jelasnya.
BACA JUGA:Isu Penculikan Anak Menyebar
Selain itu, katanya, untuk anak putri jangan dandani terlalu mencolok. "Hindari mengenakan anak perhiasan yang dapat menarik perhatian orang asing yang mungkin mengincarnya. Kemudian tanamkan pada anak agar jangan mudah percaya pada orang yang tidak dikenalnya meski orang tersebut tahu namanya," katanya.
Penting bagi orang tua memberi pemahaman tentang orang asing kepada anaknya. "Beri tahu anak untuk jangan pernah menerima permen atau hadiah apa pun dari orang asing," ujarnya.
Selain itu, jangan pernah membiarkan anak pergi bersama dengan orang asing. "Ingatkan anak-anak bahwa orang dewasa yang tidak mereka kenal seharusnya tidak pernah meminta untuk membantu atau melakukan sesuatu untuk mereka.
BACA JUGA:Tetap Bijak Sikapi Isu Penculikan
Ibu dan ayah juga perlu mengajari anak untuk selalu minta izin sebelum meninggalkan rumah, halaman, tempat bermain atau pergi ke rumah teman,"jelasnya lagi. Hal yang juga sangat perlu dilakukan mengajari anak-anak untuk membela diri dari kecil.
"Katakan pada anak untuk lari dan berteriak jika ada seseorang mengikuti mereka atau mencoba memaksa masuk ke mobil. Katakan tidak kepada siapa pun yang mencoba membuat mereka untuk melakukan sesuatu yang menurut ayah dan ibu salah atau menyentuh mereka dengan cara yang membuat anak merasa tidak nyaman," tukasnya.
(nni/)