INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Desa Tanjung Seteko menjadi salah satu sasaran masyarakat penerima program gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP). Setelah sukses dalam menanam sayuran dan budidaya lele hasil bantuan GSMP. Kelompok tani yang sebagian besar rumah tangga miskin (RTM) penerima bantuan GSMP ini diberi kepercayaan mengolah lahan tidur dengan bantuan dana desa.
BACA JUGA:Enam Dugaan Tipikor Dana Desa Disidik APH, Sorotan pada Oknum Kepala Desa
BACA JUGA:Tanam Jagung Bikin Lahan Lebih Produktif
Salah satunya, seperti yang dilakukan kelompok tani Sungai Tembus. Baru saja melangsungkan panen perdananya, setelah sekitar 60 hari masa tanam. Pengolahan lahan jagung ini dilakukan 20 orang dalam satu kelompok. "Kelompok tani Sungai Tembus di Dusun VII Desa Tanjung Seteko, Kecamatan Indralaya baru saja memanen ladang jagung manis seluas 1 hektare," ujar Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Indralaya, Aldy.
BACA JUGA:Pacu Daerah Lain Tanam Jagung, Ciptakan Ketahanan Pangan
Diperkirakan kelompok tani Sungai Tembus mendapat hasil sekitar 7 ton jagung dalam panen kali ini. "Hasil panen ada bakulan pemborong yang langsung ambil borongan di kebun. Dengan sistem borongan, petani terima bersih dari hasil satu hektarr dari bayaran pemborong dengan sistem taksir. Awalnya pemborong minta Rp13 juta, tapi kelompok maunya Rp15 juta. Akhirnya nego di tengah-tengah deal beli se kebon diharga Rp14 juta," ungkap Aldy.
BACA JUGA:Pendampingan Lengkap dari Wong Kito Dewe, Warga Desa Belajar Menanam Alpukat Madu hingga Pemasaran Hasil Panen
Dikatakan, sebelumnya kelompok tani sudah memanen jagung jantan dengan hasil Rp6 juta. "Artinya penghasilan kotor kelompok ditotal jadi Rp20 juta," jelasnya. Sedangkan jika dihitung modal sarana produksi pertanian, kelompok sudah keluar budget Rp10 juta.
BACA JUGA:Dulu Sekali Panen, Kini Tiga Kali Panen
Hasil bersih dari keuntungan panen, sebagian disimpan dalam kas kelompok tani. Sisanya dibagi lagi untuk masing-masing anggota. "Sekarang harga jagung manis masih lumayan tinggi. Harga jagung manis untuk di kebun saja dihargai Rp4 ribu per kg. Sedangkan kalau di pasar bisa mencapai Rp8 ribu per kg," ungkapnya.
Sementara lahan yang telah dipanen nanti akan dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian, lahan yang sudah dibersihkan kembali akan dilakukan penanaman. Nanti akan ditentukan lahan ini akan ditanam apalagi. (dik/)