PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Mulai tahun 2024, Balai Pengelola Kereta Api Ringan (LRT) Sumsel akan menerapkan tarif bagi penumpang Feeder LRT sebagai langkah menyusul pencabutan subsidi oleh Kemenhub sejak tahun 2022.
Kepala Balai, Rode Paulus, menyatakan bahwa sosialisasi tarif telah dilakukan hingga Desember 2023 untuk memastikan pemahaman calon penumpang.
Tarif Feeder LRT diestimasi berkisar Rp 2.000 hingga Rp 4.000 riper orang, yang menurut Rode masih lebih ekonomis dibandingkan tarif angkutan kota (angkot) saat ini di Palembang yang mencapai Rp 5 ribu.
BACA JUGA:Ada Caleg Curi Start Kampanye di Medsos, Bawaslu OKU Timur Beri Peringatan Ini !
BACA JUGA:Malam Tahun Baru, LRT Sumatera Selatan Beroperasi Hingga 01.00 WIB
"Meskipun tarif tersebut dianggap terjangkau, koneksi dengan tarif atau tiket LRT masih dalam kajian,"ujarnya pada acara Ngobrol Bareng Media dan Komunitas (Ngobras) di The Whyndham Hotel, Rabu (6/12) sore.
Rode menekankan bahwa tarif ini bertujuan untuk meningkatkan layanan dan operasional Feeder LRT serta kereta LRT.
Namun, Rode mencatat bahwa studi dari Universitas Sriwijaya menunjukkan kebutuhan total 17 koridor untuk Kota Palembang. "Sementara yang tersedia hanya tujuh,"lanjutnya.
Dua koridor disubsidi oleh Pemkot Palembang, sedangkan lima lainnya masih mendapat subsidi dari pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan RI.
BACA JUGA:Ketika LRT Jadi Oase Bagi Masyarakat: Nyaman, Aman dan Bebas Macet
Rode berpendapat bahwa pemberlakuan tarif Feeder LRT dapat membantu menutupi dan mengurangi subsidi pemerintah yang terbatas. (Adi)