Mereka menekankan transparansi dalam pengelolaan dana tanpa mengorbankan aksesibilitas.
Menyoroti persyaratan dari UNFCCC COP 27, Delegasi Indonesia menekankan perlunya perjanjian mengenai sistem keuangan baru untuk negara-negara miskin atau berkembang yang rentan terhadap perubahan iklim.
"Kenaikan suhu global dibatasi hingga 1,5 derajat Celsius juga menjadi poin penting yang perlu diakui oleh semua negara peserta,"bebernya.
Investasi dalam energi terbarukan, dengan angka sebesar USD 4 triliun per tahun, menjadi fokus utama untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.
BACA JUGA:Achmad Hafisz Thohir Tegaskan Kebijakan Hilirisasi Selaras Dengan UUD 45. Ini Alasannya!
Delegasi Indonesia menyoroti bahwa investasi sebesar USD 4-6 triliun per tahun diperlukan untuk menyelesaikan transisi global menuju perekonomian rendah karbon.
"Kami berharap COP ke-28 mencapai tata kelola kelembagaan yang efektif, mekanisme yang berfungsi, dan ketersediaan dana kerugian dan kerusakan yang memadai,"jelasnya.
Sebagai negara dengan keragaman alam dan budaya, Indonesia mengajak semua pihak untuk bersatu menghadapi tantangan perubahan iklim.
"Demi keberlanjutan bumi kita bersama,"pungkasnya. (Novis)