PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Bank Indonesia (BI) akan mempercepat implementasi sistem pembayaran digital pada tahun 2024 dengan fokus utama pada pengembangan 'Rupiah Digital'.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengumumkan langkah ini dalam Pertemuan Tahunan BI.
"BI akan merilis road map Rupiah Digital tahap pertama pada tahun mendatang, termasuk pembuatan prototipe untuk menguji konsepnya, yang disebut proof of concept,"bebernya, melansir berbagai sumber, Sabtu, 2 Desember 2023.
'Khazanah Digital Rupiah' akan menjadi platform terpilih bagi bank dan non-bank sebagai bagian dari pengembangan ini.
Rupiah Digital wholesale (w-Rupiah Digital) akan memiliki akses terbatas, digunakan untuk transaksi wholesale seperti operasi moneter dan pasar uang.
Sementara itu, Rupiah Digital ritel (r-Rupiah Digital) akan terbuka untuk publik, mendukung transaksi pembayaran dan transfer untuk individu dan bisnis.
Perbedaan Rupiah Digital dengan dompet digital dan kripto melibatkan otoritas penerbitan, format, keamanan, transparansi identitas nasabah, pencatatan transaksi, dan risiko.
BACA JUGA:7 Item Physical Attack Terbaik di Mobile Legends. Demage Fisik ke Musuh Begitu Terasa!
BACA JUGA:Gamer Bakal Heboh Nih! Pre-order GTA 6 Kabarnya Buka 12 Desember. Benarkah?
Rupiah Digital sebagai Central Bank Digital Currency (CBDC) dianggap inovatif dalam mendukung efisiensi dan keamanan perputaran uang.
Dompet digital seperti GoPay, Ovo, dan Dana adalah platform untuk uang kertas dan logam fisik yang disalurkan secara digital.
Bedanya, Rupiah Digital diterbitkan secara virtual dan disimpan melalui platform digital tanpa bentuk fisik.
Rupiah Digital menggunakan struktur pencatatan terdesentralisasi dan terpusat dengan teknologi blockchain, lebih transparan dan aman dibandingkan dengan kripto yang dikembangkan secara privat.