GAZA – Hari-hari kelam warga Palestina di Gaza belum akan berakhir. Begitu gencatan senjata berakhir, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) langsung kembali melakukan penyerangan.
Pada hari pertama serangan kemarin (1/12) setidaknya 70 orang dilaporkan terbunuh. Israel kemarin juga menebar leaflet yang memerintahkan penduduk untuk mengungsi ke area Rafah.
Tampaknya, IDF bakal meluaskan serangan ke wilayah selatan. ’’Anda sudah diperingatkan!’’ bunyi penekanan di bagian akhir leaflet yang disebar oleh IDF.
Puluhan ribu penduduk Gaza berusaha mencari tempat berlindung ke RS Nasser. Fasilitas medis di Gaza Selatan itu telah dipenuhi korban luka akibat serangan Israel.
BACA JUGA:SEDIH, RS Indonesia di Gaza Hancur oleh Zionis Israel. Indonesia Segera Kirim Kapal Ruman Sakit
BACA JUGA:3 Tuduhan Keji Zionis Israel kepada RS Indonesia di Gaza Palestina
Salah seorang pengungsi, Mansour Shouman, mengungkapkan penduduk ketakutan dan memilih bertahan di mana pun mereka berada.
’’Meski ada banyak tantangan, warga Palestina tetap teguh mempertahankan tanah mereka di sini,” katanya.
Warga Gaza rupanya tidak ingin kejadian 1948 dan 1967 terulang kembali. Maksudnya tragedy Nakba. Saat itu, Israel mengusir warga Palestina besar-besaran dan mengambil tanah mereka.
“Kami tidak akan meninggalkan tanah kami pergi ke mana pun. Kami akan berusaha melawan apa yang dilakukan penjajah di sini,’’ cetus Shouman.
BACA JUGA:Israel Bombardir RS Indonesia di Gaza Utara, Jelang Gencatan Senjata 4 Hari dengan Hamas
BACA JUGA:Ulah Israel, Tangkap Direktur RS Al Shifa, Minta RS Indonesia Dikosongkan. Ke Mana Warga Gaza Berobat?
IDF tidak hanya menyerang Gaza. Malam sebelum gencatan senjata berakhir, mereka menangkapi 15 warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Di antaranya, di Jenin, Hebron, Tulkarem, dan Ramallah. LSM Palestinian Prisoner’s Society mengungkapkan bahwa sejak 7 Oktober Israel sudah menangkap setidaknya 3.400 orang.
Sementara saat ini Hamas hanya memiliki 137 tawanan asal Israel. Sudah ratusan warga Israel yang dilepaskan dalam kondisi sangat baik.
Osama Hamdan, pejabat senior Hamas, mengatakan bahwa Israel telah merusak segala upaya untuk memperpanjang gencatan senjata.
BACA JUGA:Kejamnya Israel, Halaman RS Indonesia di Gaza Jadi Kuburan Massal. Mayat Bergelimpangan, Menyedihkan
BACA JUGA:SEDIH, Jenazah Mulai Membusuk Berserakan di RS Al Shifa Gaza. Petugas Rumah Sakit Terpaksa Lakukan Hal Ini!
Pada Kamis (30/11) malam, saat pembahasan gencatan senjata dilakukan, mediator menawarkan tiga opsi. Hamas menerima, namun Israel menolak seluruhnya.
’’Setiap hari dalam tujuh hari terakhir gencatan senjata sementara, Israel bertindak dengan cara yang melemahkan keseluruhan proses,’’ ujar Hamdan seperti dikutip Al Jazeera.
Membalas aksi Israel, kini Brigade Al Quds yang merupakan sayap bersenjata kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) juga mulai membalas.
Mereka menyerang kota-kota di Israel. Suara sirene tanda peringatan terdengar di area selatan Ashkelon, Sderot, dan Beersheba setelah roket Brigade Al Quds ditembakkan.
BACA JUGA:Israel Serang RS Indonesia di Gaza, 12 Orang Tewas, 2 Dokter Terluka, 3 WNI Hilang Kontak
BACA JUGA:5 Perdana Menteri Israel Paling Kejam Pada Palestina. Ada yang Dijuluki PENJAGAL BEIRUT
Sementara, proses negosiasi masih berlangsung di Qatar. Banyak negara yang mendesak agar gencatan senjata kembali diberlakukan. Termasuk Jerman dan Prancis.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan penyesalan mendalam atas pengeboman terbaru yang dilakukan Israel di Gaza. Komunitas internasional diminta bertindak cepat untuk menghentikan kekerasan. (*/)