“Harapan kami kemitraan ini mengakar dan memberikan manfaat nyata bagi UMKM di Indonesia." ujar Andhy.
BACA JUGA:TikTok Dikabarkan Mau Buka e-Commerce Lagi, Kemendag: Belum Ada pengajuan
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM OKI, Suhaimi AP MSi menyambut baik hadirnya kembali TikTok Shop sepanjang Pemerintah membuat aturan yang jelas, sehingga dunia usaha terutama UKM dapat terbantu dalam hal pemasaran dan mempromosikan produknya.
Supaya tak kalah bersaing, pedagang offline juga harus bisa menguasai IT karena kemajuan teknologi tidak bisa diredam. Namun Ujang, pedagang sendal di Pasar Kayuagung mengaku sekarang kondisi pasar sudah sepi ditambah lagi TikTok Shop yang informasinya bakal hadir kembali.
"Artinya tambah ramai lagi yang belanja dan berjualan lewat online," keluhnya. Sejak adanya tren belanja online, penjualannya memang jauh menurun karena pembeli lebih senang belanja online yang fleksibel tanpa harus datang ke pasar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Muara Enim, Husin Aswadi mengatakan pada dasarnya platform seperti TikTok Show menjadi media yang sangat bagus sebagai tempat berjualan.
"Perlu kita akui bahwa harga barang yang dijual jauh lebih murah, dan itu memang menjadi keluhan khususnya UKM yang ada di Muara Enim," ujarnya.
Saat ini pihaknya sedang mencarikan formulasi atau solusi bagaimana semua plarform jual beli memiliki harga yang tidak terlalu timpang, terlalu jauh untuk produk serupa sehingga UMKM pun dapat bersaing, termasuk ketika masuk platform online.
"Tapi kalau memang sudah ada solusinya dan TikTok Shop akan dibuka kembali ya tidak masalah, karena itu wadah jual beli," bebernya.
Saat ini, di Kabupaten Muara Enim terdata 12.400 UKM terdaftar dan sudah memiliki NIK serta Badan Usaha. "Ya ini persaingan, tentu ini bisa menaikkan kualitas produk yang dijual dan menguntungkan dalam roda perekonomian," harapnya.
Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UMKM OKU, Ermuni mengatakan saat ini para UMKM belum menyampaikan keluhan dari dampak perdagangan online. “Belum ada keluhan yang disampaikan dari pihak UMKM di OKU,” ujarnya.
Di OKU, sebutnya, pedagang kuliner merupakan UMKM paling dominan. Lainnya pedagang kriya (kerajinan), fesyen, dan fotografi (jasa). Tapi Dinas Koperasi dan UMKM mendorong dan memberikan literasi bagi UMKM berjualan online atau via e-commerce.
“Ini sudah kita sampaikan baik dalam pelatihan atau seminar,” ujarnya. Karena dengan perkembangan kondisi saat ini, UMKM harus siap menghadapi tantangan pasar online.
Idham Cholid SE ME, Pengamat Ekonomi Sumsel sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MDP menjelaskan permasalahan TikTok ini sebenarnya masalah regulasi perdagangan elektronik yang ada di Indonesia.