BRI Terus Dorong Pelaku UMKM untuk Naik Kelas, Salurkan KUR Rp158,6 Triliun

Reporter: Dody |

Editor: Rian Sumeks |

Jumat , 22 Nov 2024 - 15:21

BRI Terus Dorong Pelaku UMKM untuk Naik Kelas, Salurkan KUR Rp158,6 Triliun-Foto: Bank BRI-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp158,6 triliun kepada 3,4 juta debitur hingga akhir Oktober 2024.

Selain fokus pada penyaluran KUR, BRI juga berkomitmen untuk mendukung para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam proses graduasi, atau "naik kelas", agar mereka dapat lebih berkembang dan memiliki akses ke fasilitas pembiayaan yang lebih besar.

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, mengungkapkan bahwa pada tahun depan, skema penyaluran KUR akan dibagi menjadi dua pendekatan utama.

Pertama, mendorong inklusivitas untuk semakin memperluas akses UMKM terhadap kredit bersubsidi.

Kedua, memfokuskan pada graduasi atau persiapan pelaku UMKM untuk dapat memperoleh kredit lebih besar, sehingga mereka siap beralih ke fasilitas kredit komersial.

“Skema KUR harus mulai dibedakan. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan: pertama untuk inklusi, dan kedua untuk membantu graduasi atau pre-graduasi para pelaku UMKM,” kata Supari dalam diskusi bertema Menuju Satu Dekade KUR untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional melalui Pembiayaan Usaha Produktif, yang diselenggarakan di Jakarta pada 13 November 2024.

Mendorong Akses Kredit dan Perubahan Skema KUR

Supari menjelaskan bahwa, berdasarkan pengalaman BRI, plafon KUR Mikro yang saat ini ditetapkan hingga Rp100 juta sering kali tidak sepenuhnya terpakai. Mayoritas debitur cenderung menarik pinjaman di kisaran Rp30 juta hingga Rp40 juta.

Untuk itu, BRI berencana untuk menyesuaikan plafon KUR Mikro menjadi lebih fleksibel, dengan mengusulkan batas maksimal sebesar Rp50 juta untuk meningkatkan inklusi dan memberikan kesempatan lebih banyak kepada pelaku UMKM untuk mengakses pinjaman.

Namun, untuk pelaku UMKM yang sudah mencapai tahap pre-graduasi, yakni mereka yang memiliki kelancaran dalam pengelolaan kredit, BRI mempersiapkan fasilitas pembiayaan lebih besar.

Jika UMKM dapat menarik pinjaman hingga Rp70 juta dan menjalani 3-4 siklus pembayaran yang lancar, maka mereka dianggap siap untuk melanjutkan ke kredit komersial.

Dampak Positif KUR bagi Pelaku UMKM

bri terus dorong pelaku umkm untuk naik kelas, salurkan kur rp158,6 triliun                            jakarta, sumateraekspres.id – pt. bank rakyat indonesia (persero) tbk. (bri) telah menyalurkan kredit usaha rakyat (kur) sebesar rp158,6 triliun kepada 3,4 juta debitur hingga akhir oktober 2024.
selain fokus pada penyaluran kur, bri juga berkomitmen untuk mendukung para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm) dalam proses graduasi, atau "naik kelas", agar mereka dapat lebih berkembang dan memiliki akses ke fasilitas pembiayaan yang lebih besar.
direktur bisnis mikro bri, supari, mengungkapkan bahwa pada tahun depan, skema penyaluran kur akan dibagi menjadi dua pendekatan utama.
pertama, mendorong inklusivitas untuk semakin memperluas akses umkm terhadap kredit bersubsidi.
baca juga:brimerchant: solusi cerdas untuk pengusaha dengan dana cair hingga 4 kali sehari
baca juga:daftar 8 bank di indonesia dengan sistem keamanan terbaik untuk transaksi aman dan nyaman untuk nasabah
kedua, memfokuskan pada graduasi atau persiapan pelaku umkm untuk dapat memperoleh kredit lebih besar, sehingga mereka siap beralih ke fasilitas kredit komersial.
“skema kur harus mulai dibedakan. ada dua aspek yang perlu diperhatikan: pertama untuk inklusi, dan kedua untuk membantu graduasi atau pre-graduasi para pelaku umkm,” kata supari dalam diskusi bertema menuju satu dekade kur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembiayaan usaha produktif, yang diselenggarakan di jakarta pada 13 november 2024.
mendorong akses kredit dan perubahan skema kur
supari menjelaskan bahwa, berdasarkan pengalaman bri, plafon kur mikro yang saat ini ditetapkan hingga rp100 juta sering kali tidak sepenuhnya terpakai. mayoritas debitur cenderung menarik pinjaman di kisaran rp30 juta hingga rp40 juta.
untuk itu, bri berencana untuk menyesuaikan plafon kur mikro menjadi lebih fleksibel, dengan mengusulkan batas maksimal sebesar rp50 juta untuk meningkatkan inklusi dan memberikan kesempatan lebih banyak kepada pelaku umkm untuk mengakses pinjaman.
namun, untuk pelaku umkm yang sudah mencapai tahap pre-graduasi, yakni mereka yang memiliki kelancaran dalam pengelolaan kredit, bri mempersiapkan fasilitas pembiayaan lebih besar.
jika umkm dapat menarik pinjaman hingga rp70 juta dan menjalani 3-4 siklus pembayaran yang lancar, maka mereka dianggap siap untuk melanjutkan ke kredit komersial.
baca juga:ini dia 6 bank yang tawarkan pinjaman khusus guru sertifikasi,plafon bisa ratusan juta dan angsurannya rendah
baca juga:bank bri kayuagung jadi pilihan tepat menyimpan uang, hadiah menarik hingga grand prize mobil
dampak positif kur bagi pelaku umkm
berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh bri bersama dengan badan riset dan inovasi nasional (brin), kur telah berhasil meningkatkan pendapatan rata-rata debitur sebesar 32%-50%.
selain itu, keuntungan yang diperoleh pelaku umkm juga mengalami peningkatan antara 34%-38%.
meskipun ada tambahan biaya angsuran kur dan biaya teknis lainnya, keterampilan teknis yang diperoleh melalui program ini mampu meningkatkan efisiensi dan mengurangi pengeluaran.
selain itu, pelaku umkm yang mendapatkan kur juga cenderung memiliki lebih banyak tenaga kerja.
dalam hal ini, debitur kur memiliki 28% lebih banyak pekerja dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan kur. hal ini menunjukkan bahwa program kur tidak hanya bermanfaat bagi pemilik usaha, tetapi juga bagi peningkatan lapangan pekerjaan.
dukungan pemerintah dalam program prioritas
pada kesempatan yang sama, deputi bidang koordinasi ekonomi makro dan keuangan kemenko perekonomian, ferry irawan, menjelaskan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan skema pembiayaan kur untuk mendukung sejumlah program prioritas yang digagas oleh presiden prabowo subianto.
melalui berbagai rapat dan sidang kabinet, pemerintah sepakat untuk memanfaatkan kur sebagai alat untuk mendukung sektor-sektor penting, seperti ketahanan pangan, program makan bergizi gratis (mbg), dan pembangunan perumahan.
ferry irawan menyebutkan bahwa sekitar 30% dari total kur yang telah disalurkan selama ini digunakan untuk sektor pertanian, yang sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan.
selain itu, kur juga dapat digunakan untuk mendukung program-program lainnya, termasuk penyediaan akomodasi makanan dan minuman (katering) yang terlibat dalam program mbg, serta membantu petani, peternak, dan nelayan yang menjadi penggerak utama dalam sektor pangan.