Terkait hal itu, keluarga korban juga belum mengambil sikap.
“Nanti setelah ada sikap dari keluarga, akan kami sampaikan kembali," pungkas Aleston, dari LBH Horas Bangsa Batak Nusantara.
BACA JUGA:Status Hanya Cuti, Jabatan-Fasilitas Melekat, Menteri-Kepala Daerah yang Ingin Maju Diuntungkan
Aleston mengawal kasus ini bersama rekannya, Jackson Sahala Pakpahan SH dan Reynold Tambunan SH.
Mereka sudah membuat laporan polisi ke SPKT Polrestabes Palembang, Rabu (15/11).
Terpisah, dokter forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang Kompol dr Mansuri SpF, mengaku tidak berani mengambil keputusan atas hasil autopsi.
“Memang ada benturan benda tumpul, tapi kami tidak bisa memastikan benturan itu akibat penganiayaan ataupun kecelakaan (lalu lintas). Karena dalam bahasa forensik itu sama,” sebutnya.
BACA JUGA:Tempuh 110 Km per Hari, Naik Rakit hingga Melintasi Hutan
BACA JUGA:Galau Melihat Siswa Jalan Kaki Puluhan Kilometer, Ikhlas Tanpa Digaji
Hasil autopsi yang keluar Sabtu lalu (18/11), sudah diserahkan ke pihak penyidik dalam hal ini Polrestabes Palembang.
"Untuk selengkapnya tanya langsung pada penyidik saja. Karena hasilnya sudah kami serahkan ke penyidik," imbuhnya.
Sebelumnya, ayah Prada Jefriando Simatupang, Labas Simatupang, curiga kematian anaknya yang diduganya tidak wajar.
Prada Jefriando Simatupang meninggal dunia dalam perawatan di RS dr AK Gani, Selasa pagi (14/11).
Sebelumnya, dia dikabarkan mengalami laka lantas tunggal bersepeda motor di Jl Radial, Palembang, Minggu dini hari (12/11).
BACA JUGA:Guru Tak Tergantikan, Zulinto: Kesejahteraan Sangat Penting