SUMATERAEKSPRES.ID - Belum lama ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengumumkan upaya pencegahan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) melalui penyebaran nyamuk wolbachia.
DBD, sebagai penyakit yang rentan muncul pada musim hujan, menjadi perhatian serius. Berdasarkan informasi dari situs resmi kemkes.go.id, nyamuk wolbachia sebenarnya adalah varian dari Aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia di dalamnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa dengan memasukkan bakteri wolbachia ke dalam nyamuk ini, penularan penyakit dapat dicegah saat nyamuk menggigit manusia.
Bakteri wolbachia sendiri tumbuh alami di tubuh serangga, terutama nyamuk, dan mampu melumpuhkan virus dengue.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Tanaman Pengusir Nyamuk Secara Alami, Hewan Pembuat Gatal Dijamin Kabur!
Dengan demikian, nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus tersebut tidak dapat menyebarkannya ke manusia.
Tidak hanya dapat mencegah DBD, bakteri wolbachia juga membantu mengurangi risiko penyakit lain yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Beberapa di antaranya adalah Zika, Malaria, Demam Kuning, Chikungunya, dan West Nile.
Virus Zika, selain ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, memiliki gejala mirip dengan DBD, seperti demam mendadak, ruam kemerahan, nyeri otot dan sendi, mata merah, pusing, sakit kepala, dan lemas.
BACA JUGA:Fogging Bukan Strategi Utama Pencegahan DBD, Ketahui Fakta-Fakta Berikut
Virus ini juga membahayakan ibu hamil karena dapat menyebabkan cacat mikrosefali pada bayi yang belum lahir.
Malaria, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles, dapat menyebabkan demam, kejang, dan muntah berkepanjangan.
Temuan dari Biospace mencatat bahwa pada tahun 2019 terdapat 229 juta kasus malaria di seluruh dunia, dengan sebagian besar terjadi di Afrika.
Demam kuning, disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti, memiliki gejala seperti demam parah, sakit kepala, dan mual. Bakteri wolbachia juga dapat membantu mencegah demam kuning.
BACA JUGA:ASTAGA! Wabah DBD Menghantui Muratara, Sudah Telan Dua Korban Jiwa, Kok Bisa?