Suhu Dingin Melanda Silampari, BMKG Sebut Dampak Angin Baratan

Suhu dingin melanda Silampari akibat angin baratan, BMKG imbau kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan potensi banjir serta longsor. Foto:Izul/Sumateraekspres.id--
LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID – Selama sepekan terakhir, wilayah Musi Rawas, Lubuklinggau, dan Muratara (MLM) mengalami fenomena suhu dingin yang cukup signifikan.
Suhu pada malam hingga pagi hari tercatat antara 22 hingga 28 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai 73 hingga 98 persen.
Fenomena ini memicu berbagai spekulasi di kalangan masyarakat, mulai dari perubahan musim hingga indikasi perubahan iklim ekstrem.
Namun, Kepala BMKG Provinsi Sumatera Selatan, Siswanto Fauzi, menjelaskan bahwa fenomena suhu dingin ini bukan akibat peralihan musim, melainkan disebabkan oleh angin baratan yang membawa uap air tinggi, sehingga meningkatkan kelembapan atmosfer.
BACA JUGA:Pertumbuhan Kredit Diproyeksikan Mencapai 10,39 Persen
BACA JUGA:Sepeda Motor Milik Adam Digondol Pencuri Usai Shalat Isya, Pelaku Ditangkap Warga
"Angin baratan ini menyebabkan suhu terasa lebih dingin meskipun kita masih berada di musim penghujan," kata Siswanto saat dikonfirmasi pada Jumat (17/1).
BMKG Sumsel juga mengungkapkan bahwa fenomena ini terkait dengan aktivitas Monsoon Asia, yang menyebabkan hujan intensitas sedang hingga lebat di seluruh wilayah Sumatera Selatan, termasuk Bumi Silampari.
Selain itu, hasil pemantauan Indeks Dipole Mode (IOD) dan ENSO menunjukkan adanya fenomena La Nina lemah dengan nilai IOD negatif -0,74 dan suhu permukaan laut yang rendah, yang diperkirakan berlanjut hingga pertengahan 2025.
BACA JUGA:Kinerja Dunia Usaha Triwulan IV 2024 Tetap Positif, Prospek Triwulan I 2025 Terus Tumbuh
BACA JUGA:Kinerja Industri Pengolahan Tetap Ekspansif di Triwulan IV 2024, Positif pada Triwulan I 2025
Kondisi ini diprediksi akan terus mempengaruhi pola cuaca di Sumatera Selatan, termasuk potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang.
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah MLM untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah aliran sungai.
Peningkatan kewaspadaan terhadap potensi banjir, longsor, dan pohon tumbang sangat penting di musim ini.