PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Untuk menjaga ketersediaan dan harga beras, Pj Gubernur Sumatera Selatan meminta kepada para pengusaha untuk tidak menjual hasil produksi beras lokal ke luar. Penuhi kebutuhan dalam daerah dulu mengingat saat ini sedang terjadi kenaikan harga beras di pasaran.
Dikatakan, untuk stok beras sebenarnya cukup sampai Maret 2024 ditambah produksi beras di Sumsel masih cukup tinggi. "Tapi kita berharap masyarakat dan pengusaha Sumsel tidak menjual dulu hasil produksi beras ke luar daerah, tetapi utamakan dulu kebutuhan dalam daerah," pintanya.
Selain itu, sebagai upaya menekan harga beras ini Pemprov Sumsel melalui Dinas Perdagangan bekerja sama dengan stakeholder terkait, baik BUMN dan pelaku usaha menggelar pasar murah di halaman kantor Dinas Perdagangan Sumsel, 24-25 November 2023.
"Pasar murah ini kita laksanakan untuk memberikan harga bahan pokok yang murah ke masyarakat seperti beras, minyak goreng, termasuk sayuran, dan kebutuhan lainnya," jelasnya. Di sini harga beras yang dijual ke masyarakat Rp10 ribu per kg karena harga beras cenderung naik di semua daerah.
Tak hanya di sini, kegiatan serupa juga digelar di kabupaten/kota, instansi lain, BUMN maupun BUMD. "Harga kebutuhan pokok yang ditawarkan di bawah harga pasaran. Sembako murah ini bisa pula didapatkan di Toko Kepo milik Pemprov Sumsel, Kantor Bulog, dan PKK," bebernya.
Ke depan demi memenuhi permintaan masyarakat, pihaknya akan terus melakukan kegiatan pasar murah dan operasi pasar ini. "Banyak bantuan dari BUMN dan stakeholder terkait seperti Hiswana Migas, Bulog, PTPN, dan lainnya," lanjutnya. Stok beras di satu pasar murah atau operasi pasar cukup tinggi. "Satu lokasi saja bisa sampai 10 ton," tambahnya.
Pimpinan Perum Bulog Divre Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel), Mohammad Alexander memaparkan stok yang ada di Bulog sekarang 13.900 ton hingga Februari-Maret 2024 dan sekarang sedang persiapan penyaluran beras bantuan pangan di bulan Desember sambil menunggu instruksi Presiden dan Badan Ketahanan Pangan Nasional.
"Penyaluran bantuan pada November sudah terlaksana 100 persen. Sekarang kita sedang memasukkan beras SPHP lagi dan kita juga sudah rapat dengan Badan Ketahanan Pangan agar SPHP dimasukkan guna menekan laju inflasi di daerah-daerah," bebernya. Pihaknya juga menerima beras impor dan sekarang sedang ada bongkar masuk beras Thailand.
Plt Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Sumsel, Deva Octavianus Coriza menjelaskan setelah ini, operasi pasar murah juga akan berlanjut di Gandus dan Kenten. Setiap lokasi disediakan 10 ton sekali buka guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada. "Sasaran kita semua kelompok masyarakat khususnya menengah ke bawah, kita bantu masyarakat membeli beras yang harganya di bawah pasaran," tukasnya. (tin/fad/)