PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumsel buka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) MUI Sumsel dengan tema “Memosisikan Ulama dalam Meningkatkan Semangat Ukhuwah Wathoniyah untuk Mensukseskan Pilpres, Pileg, dan Pilkada 2024” di Hotel Grand Duta Palembang, kemarin (18/11).
Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni, mengatakan, Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dan ulama kedudukannya sebagai pemimpin informal masyarakat memiliki peran penting dan strategis.
“Memperkokoh etika moral dan spiritual serta mencerahkan umat serta ajaran nilai-nilai Islam. Dalam dunia modern, peran, fungsi dan tanggung jawab ulama tidak akan pernah digantikan,” jelasnya di sela acara.
Dia mengatakan ulama tidak boleh tinggal diam, apalagi bersikap apatis terhadap kondisi dan fenomena yang terjadi di masyarakat. Ulama diharapkan berdiri paling depan menyuarakan kebenaran dan mencegah kerusakan di masyarakat. “Sebagaimana kita ketahui bersama Indonesia akan memasuki Pemilu 2024, untuk itu kita harap MUI sebagai organisasi yang mewadahi para ulama Indonesia memiliki peran strategis dalam memberikan pencerahan dan pembelajaran politik yang sehat dan beretika,” kata dia.
Agus menyampaikan jika ASN ataupun PNS sejauh ini tak boleh terlibat dalam politik praktis. “Saya minta kepada ASN dalam selfie, foto bareng dan bersosial media untuk menjaga etika pemilu. Tidak mengajak atau mengacungkan jari dalam bentuk apapun,” perintahnya.
Selain itu, selama ini Sumsel dalam kondisi kondusif atau zero conflict. Maka tekad bersama agar tidak ada konflik karena demokrasi harus senang dan gembira tidak perlu bermusuh-musuhan. “Kita punya pengalamam menjaga situasi tetap kondusif tidak ada konflik, serta membuat daerah kita toleran. Antarsemua umat beragama, suku, agama kelompok masyarakat di Sumsel,” jelasnya.
Ketua MUI Sumsel, Prof Aflatun Muchtar, mengatakan, kehadiran MUI di berbagai wilayah di Indonesia untuk memberi ketenangan dan menyejukkan umat, termasuk menghadapi tahun politik 2024. "Kita ajak mengajak seluruh pengurus MUI di 17 kabupaten/kota di Sumsel dapat memberi ketenangan, kedamaian, dan menyejukkan masyarakat," ujarnya.
Kerukunan internal pada masing-masing agama harus dibina. Setelah internal, berikutnya menjaga kerukunan antar umat beragama, antar umat beragama dengan pemerintah. "Ini yan akan kita sampaikan, maka insya Allah zero conflict terwujud, pemilu damai dan lebih baik," jelasnya.
Dirinya tak mengelak akan adanya gesekan-gesekan yang terjadi di tengah masyarakat, baik secara kelompok, partai, suku, dan sebagainya. "Di sinilah peran tokoh agama, tokoh masyarakat, khususnya MUI harus memberi penjelasan dan keterangan yang sifatnya pembinaan agar mereka tidak tersulut emosionalnya dan ini harus dilakukan bersama,” cetusnya. (iol/fad)