PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Belakangan ini, media digital sedang ramai dengan penyebaran siaran langsung game yang mengandung unsur pornografi di platform TikTok hingga turut viral di platform lainnya.
Fenomena ini dipicu oleh popularitas game College Brawl yang menampilkan kombinasi unsur kekerasan dan adegan dewasa yang tak pantas ditonton anak-anak.
College Brawl, yang dirancang untuk pemain berusia 18 tahun ke atas, merupakan karya dari Supercell.
Game ini mengajak para pemain memerankan karakter Ken, seorang mahasiswa yang diberi misi untuk mengambil kembali barang yang dicuri oleh geng nakal bernama Red Kat.
BACA JUGA:Nah Lo, Studi Terbaru Ungkap Privasi Pengguna Game Online Terancam Bocor, Ini Penjelasannya
Namun, tugas ini tidaklah mudah, karena pemain harus melalui serangkaian level yang memuat adegan dewasa dan kekerasan di setiap tahapnya.
Adegan kekerasan muncul ketika pemain harus berhadapan dengan musuh-musuh dalam permainan.
Selain itu, pemain dapat mengendalikan karakter Anko, adik dari Ken, untuk melawan berandalan dan mencegah pembuatan video tak senonoh dengan adegan seksual.
Menariknya, College Brawl tidak dapat ditemukan di platform resmi seperti Google Play atau App Store.
Game ini tersebar melalui situs-situs tertentu di internet, yang menyediakan tautan unduhan, namun keamanannya belum terjamin.
Tema kekerasan yang diusung oleh College Brawl dapat memberikan dampak negatif pada psikis anak-anak yang menonton atau memainkannya.
Ilustrasi Game Viral College Brawl Banyak Berisi Adegan Dewasa dan Kekerasan.--
Penelitian yang dilakukan oleh ahli di Brock University, Kanada, menunjukkan bahwa game bertema kekerasan dapat memengaruhi perilaku agresif anak-anak, yang cenderung lebih agresif terhadap orang lain setelah bermain game tersebut selama bertahun-tahun.
Studi tersebut menjelaskan bahwa anak-anak yang terpapar game kekerasan cenderung mengembangkan sikap agresif, sementara mereka yang memainkan game dengan tema lain tidak menunjukkan peningkatan perilaku agresif.