Dinihari, Kapal Berangkat Bertahap

Selasa 31 Jan 2023 - 00:41 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

  BANYUASIN - Aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA) ke Tanjung Kalian Muntok (Bangka) terganggu. Imbas cuaca buruk dan gelombang tinggi. Seharian kemarin (30/1), tak ada kapal feri yang beroperasional. Dampaknya, penumpang dan ratusan mobil pribadi maupun truk angkutan barang menumpuk. Memenuhi areal parkir pelabuhan hingga keluar ke jalan menuju pelabuhan. “Semoga saja besok (hari ini) bisa baik cuacanya. Takut sayur-sayur yang dalam truk ini keburu busuk,” kata Agus, salah seorang sopir truk sayur. Calon penumpang yang hendak menyeberang ke Bangka, Wira, mengaku memilih menginap di pelabuhan. “Mau pulang jauh. Jadi tidur di pelabuhan ini lah. Kabarnya, fajar ini berangkap kapal,” ungkap dia, tadi malam. Tadi malam digelar rapat terbatas yang dihadiri pihak BPTD Kemenhub Wilayah Sumsel dan Babel, Kepala UPTD Pelabuhan TAA dan perwakilan KSOP Wilayah Kerja Pelabuhan TAA. Disepakati, untuk memberangkatkan penumpang yang menumpuk di pelabuhan secara bertahap. Baca juga : Pelabuhan TAA Tutup Sementara, Sopir Truk Pilih Tetap Menunggu Baca juga : Ombak Selat Bangka Capai Empat Meter, Pelabuhan TAA Tutup Sementara "Paling cepat jam 2 dini hari atau jam 4 fajar sudah diberangkatkan ke Tanjung Kalian," kata disampaikan Kepala KSOP Wilker Pelabuhan TAA, Kapten Rahmad Sahid melalui salah seorang stafnya, Isparolan. Dari pengumuman  BMKG, ketinggian ombak di atas 4 meter itu terjadi di ambang luar. “Kalau di sekitar Selat Bangka, tak sampai 4 meter. Buktinya kapal cepat dari Pelabuhan Boom Baru bisa berangkat. Makanya diambil kesimpulan masih aman untuk pelayaran," sebut Isparolan.  Tentu saja dengan tetap mengutamakan keselamatan. Kepala UPTD Pelabuhan TAA, H Iwan Gunawan, menyebut, untuk jadwal keberangkatan kapal hari ini ada enam kapal. Yakni KMP Mutis, KMP Munic VII, KMP Gunsa, KMP Mutiara Pertiwi, KMP Adhi Swadarma dan KMP Dharma Kartika VIII. ” Direncanakan mulai sandar pukul 02.00 WIB, lalu ada port time sekitar 1,5 jam terhitung sejak olah gerak kapal,” bebernya. Disyaratkan pula, untuk seluruh angkutan barang wajib di-lashing. Pelayaran hanya dilakukan satu kali jalan (tidak pulang pergi). Sebelumnya, seharian kemarin, tidak ada kapal feri yang melakukan pelayaran. Operasional pelabuhan penyeberangan TAA dihentikan sementara karena cuaca buruk dan gelombang tinggi. Baca juga : Jangan Kelewatan, Ada Insentif Kartu Prakerja Rp4,2 Juta untuk Kamu Penghentian itu bentuk komitmen menjaga keselamatan penumpang. “Memang di sini tidak terlalu dirasakan. Tapi di perairan Selat Bangka, ketinggian gelombang 2-4 meter," ungkap Iwan. Karenanya, dilakukan pengembangan dana (refund) kepada penumpang yang telanjur membeli tiket. "Bagi penumpang yang telanjur sudah datang ke pelabuhan dan tidak dijemput keluarganya, dipersilakan menginap di sini. Tapi, dengan fasilitas seadanya," kata Iwan. Dia mengimbau bagi masyarakat yang berencana untuk berpergian, khususnya menyeberang ke Bangka menggunakan kapal feri agar dapat menunda terlebih dulu demi keselamatan bersama. Sedangkan bagi yang betul-betul urgent, disarankan memilih moda transportasi udara. Baca juga : Wow! Satu kapling Tanah Tembus Rp250 juta di Muratara Baca juga : Tarif Tol Gratis, Lebaran Nanti Palembang ke Prabumulih Cuma Satu Jam "Penundaan pemberangkatan juga kita sosialisasikan kepada calon penumpang dan para sopir truk angkutan darat yang hendak menyeberang ke Bangka," pungkasnya. Sudah ada surat edaran dari BPTD Ditjen Perhubungan Darat Wilayah Sumsel Babel terkait penundaan pelayaran SPB lintas penyeberangan TAA ke Tanjung Kalian. Camat Banyuasin II, Riduan, mengatakan, saat ini ombak memang dalam keadaan tinggi. “Para nelayan di wilayah Sungsang sementara setop melaut,” jelasnya. Bahkan, beberapa hari terakhir ini, pemukiman nelayan Sungsang di wilayah Kecamatan Banyuasin II terendam karena air pasang. "Sekitar tiga jam pasang, setelah itu normal kembali," ungkapnya. Rozi, warga Sungsang, mengatakan, mereka tidak melaut untuk sementara waktu karena ombak tinggi.  Kepala Dinas Perhubungan Banyuasin, Mulyanto mengatakan, masyarakat terutama nelayan diminta mewaspadai cuaca ekstrem. "Jangan sampai memaksakan diri melaut jika cuaca tidak bersahabat dan gelombang tinggi serta angin kencang," imbuhnya. Kepala UPTD Penyelenggara ASDP dan Laut Dishub Provinsi Sumsel, Johan Wahyudi ST MEng, menjelaskan, tinggi gelombang di Selat Bangka saat ini berkisar 2-4 meter. Kondisi itu menyebabkan penyeberangan kapal feri di Pelabuhan TAA disetop sementra. "Para pengguna jasa penyeberangan untuk berhati-hati dan selalu update cuaca," tegasnya. Berdasarkan informasi BMKG, cuaca ekstrem akan terjadi satu minggu ke depan. "Cuaca ekstrem ini berpengaruh dan mengakibatkan gelombang tinggi," jelas dia. Baca juga : Peringatan Dini Cuaca Sumsel, Awas Hujan Lebat dan Angin Kencang Baca juga : Hino Tangguh di Segala Medan Tak hanya itu, jangkauan jarak pandang juga tidak normal. Pihaknya mengimbau kapal-kapal yang berlayar dan melintas di aliran Sungai Musi untuk berhati-hati. "Harus patuh pada maklumat pelayaran dari syahbandar," pintanya. Terpisah, Owner kapal cepat Express Bahari, Kurmin Halim SH, mengungkapkan, operasional kemarin seperti biasa. Tidak ada kendala cuaca. “Saat keberangkatan kapal tadi pagi (kemarin), cuaca di perairan juga bersahabat. Tapi semua kru selalu  meningkatkan kewaspadaan terutama di saat cuaca mulai memburuk," kata Kurmin. Kapal cepat beroperasional tiga kali seminggu. “Keberangkatan seperti biasa, tiga kali seminggu yakni Senin, Rabu, dan Jumat," tandasnya. Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani, mengatakan, memang ada gangguan cuaca berupa peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang. Disebabkan perbedaan tekanan udara antara BBU dan BBS yang signifikan. “Gelombang tinggi mencapai 2- 4 meter, dengan kecepatan angin 20-45 Knot. Kondisi itu  pastinya mengganggu aktivitas pelayaran dan pesisir,” tuturnya. Masyarakat diimbau selalu waspada dan siaga dalam mengantisipasi cuaca ekstrem. Baca juga : Gubernur Sumsel Herman Deru Minta Pembangunan Tol Kapal Betung Dipercepat Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan OKI,  Antonim Ramadhon MM, mengungkapkan, pihaknya sudah sejak awal Januari lalu mengeluarkan imbauan agar nelayan tidak berlayar karena gelombang tinggi. Di OKI, nelayan tersebar di Kecamatan Sungai Menang, Sungai Lumpur Cengal, Tulung Selapan dan Air Sugihan. “Masih saja ada yang bandel, tetap melaut. Padahal sangat berbahaya. Cuaca Januari hingga Maret cukup ekstrem. (kms/yud/qda/uni)
Tags :
Kategori :

Terkait