JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID -Potensi Indonesia sebagai negara maju dapat dipercepat melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi.
Pendidikan ini diharapkan menjadi pilar utama dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi tinggi.
Juga menciptakan lapangan pekerjaan, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan ekonomi.
Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda, menekankan perlunya keterkaitan pendidikan vokasi dengan sektor ekonomi, seperti politeknik manufaktur atau kesehatan.
BACA JUGA:Herry Ahmad Pribadi Jadi Wakajati Sumsel, 6 Pejabat Lain Ikut dilantik. Siapa Mereka?
"Fleksibilitas dalam memberikan bekal kepada siswa diharapkan dapat mengantisipasi perkembangan zaman,"ujar Uuf, Rabu, 15 November 2023.
Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 14.000 SMK, 2.000 program studi vokasi, dan 273 Politeknik dan Akademi Komunitas.
Keberadaan lembaga vokasi ini dihubungkan dengan agenda pembangunan ekonomi nasional dan daerah.
"Menciptakan relevansi yang diperlukan,"ungkapnya.
BACA JUGA:Anak Perempuan Tomboi, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya
Kemendikbudristek, dalam tiga tahun terakhir, berusaha membuka sekat-sekat pendidikan vokasi, dengan program-program seperti PKK dan PKW di lembaga kursus dan pelatihan.
"Peningkatan kerjasama dengan mitra dunia usaha (DUDI) juga diupayakan untuk mengoptimalkan potensi di daerah,"tukasnya.
Menurut Piter Abdullah Redjalam, Direktur Segera Research Institute, untuk mencapai status negara maju, Indonesia perlu meningkatkan pendapatan per kapita hingga di atas 13.000 dollar AS.
BACA JUGA:Fakta Ilmiah di Balik Pengaruh Cahaya terhadap Tidur, Kamu Tim Gelap atau Terang? Ini Risikonya
"Meski tantangan besar, potensi untuk maju ada berkat sumber daya alam dan bonus demografi,"ungkapnya.